Kamis, 01 Juni 2017

Menimbun Harta Duniawi

Kita tahu bahwa Uang bersifat fana, dan karena ia bersifat fana maka ia tidak pernah menjadi milik kita yang sesungguhnya. Uang adalah hal yang sekadar berlalu dari tangan Anda. Anda tidak bisa mempertahankannya. Jika Anda pergi ke bank, pada hari berikutnya Anda dapati bahwa uang Anda telah berlalu dari tangan Anda. Ia hanyalah benda yang melewati tangan Anda, di mana Anda menjadi pengelola, pengurus, dan uang tidak pernah bisa menjadi milik Anda yang sejati. Di saat Anda berusaha menjadikannya sebagai milik Anda, Anda hanya akan melihatnya berubah menjadi lembaran kertas yang tidak berharga.

Yesus berkata, “Kalau kamu tidak layak dipercaya mengelola apa yang bukan milikmu, bagaimana mungkin kamu bisa dipercaya untuk mengurusi apa yang bisa menjadi milikmu yang sesungguhnya?” Dan satu-satunya hal yang bisa benar-benar menjadi milik Anda yang sesungguhnya itu adalah karakter Anda – kesalehan, kekudusan, kemurnian, kebenaran. Semua itu menjadi milik Anda karena menjadi bagian dari diri Anda sedangkan uang tidak pernah bisa menjadi bagian dari diri Anda, hidup kekal itu yang bisa menjadi bagian dari diri Anda jika Anda terus berada di dalam kebenaran Allah . Dengan cara itu, hidup kekal akan benar-benar menjadi milik Anda. Tentu saja, hal ini bukan berarti bahwa apa yang bisa menjadi milik Anda yang sesungguhnya itu tidak bisa hilang dari diri Anda. Bukan sekadar barang yang fana saja yang bisa lenyap dari diri Anda. Sesuatu itu memang bisa menjadi milik Anda, akan tetapi tetap bisa hilang juga. Arloji Anda bisa menjadi milik Anda akan tetapi Anda bisa kehilangan arloji tersebut. Demikianlah, kebenaran, yang dibangun secara perlahan-lahan di dalam kepribadian kita lewat karya Roh Kudus memang benar-benar menjadi milik kita yang sejati karena ia menjadi bagian dari diri kita, sedangkan uang tidak pernah bisa benar-benar menjadi bagian dari diri kita.

Kita hidup di tengah dunia ini dan kita tidak bisa menjalani kehidupan dengan lancar tanpa uang, dan Anda tentunya sudah tahu akan hal ini. Jadi, di satu sisi, kita membutuhkan uang karena tanpa uang, misalnya, Anda tidak akan bisa membaca Artikel ini, tanpa uang berarti Anda tidak memiliki sesuatu yang bisa dipakai untuk membeli paket internet. Jadi, Anda membutuhkan uang. Tanpa uang, Anda tidak bisa makan siang, kecuali jika Anda punya teman yang baik hati. Sekalipun Anda memiliki teman yang baik hati, tanpa uang, maka teman itu tidak akan bisa memberi Anda makan siang. Jadi kita hidup di tengah dunia di mana kita tidak bisa hidup tanpa memakai uang, namun di sisi lain, walaupun kita membutuhkan uang, kita juga tahu bahwa uang bisa menjadi semacam narkoba bagi kita, menjadi sangat berbahaya bagi kehidupan rohani kita.

Bagaimana cara kita menghadapi keadaan yang sangat rumit ini? Apa yang harus kita perbuat sebagai orang Kristen? Tampaknya kita terjebak dalam rintangan yang tak bisa dilalui. Kita tidak bisa menjalani kehidupan yang lancar tanpa uang akan tetapi kita juga harus sangat waspada terhadap uang.
Sama halnya dengan lemak di dalam tubuh, kita tidak bisa hidup tanpanya, akan tetapi dalam jumlah yang banyak ia bisa membunuh kita
Saya cenderung memandang uang itu seperti lemak di tubuh kita. Anda tentunya tahu bahwa lemak bisa sangat berbahaya bagi tubuh Anda. Penumpukan lemak di tubuh Anda, khususnya di dalam pembuluh darah Anda, bisa memacetkan aliran darah Anda dan kelebihan lemak di dalam tubuh itu bisa membunuh Anda. Itulah sebabnya mengapa banyak orang yang berolahraga dan melakukan diet untuk menjaga agar kadar kolesterol – lemak dalam darah, di tubuhnya tetap rendah.
Namun di sisi lain, sama halnya dengan uang, kita juga tidak bisa hidup tanpa lemak. Tubuh kita memerlukan lemak; tubuh juga memerlukan kolesterol. Anda tidak bisa hidup tanpanya. Akibatnya, kita terjebak dalam kerumitan yang sama seperti saat berhadapan dengan uang. Jika Anda tidak mengkonsumsi lemak, maka Anda akan mati. Sebenarnya, di dalam setiap makanan yang Anda konsumsi, selalu ada kandungan lemak di sana. Ada makanan yang kadar lemaknya tinggi, ada pula yang rendah, akan tetapi akan selalu ada kandungan lemak dalam setiap makanan Anda. Bahkan di dalam coklat yang Anda makan, terdapat lemak di dalamnya. Di dalam daging yang Anda makan juga terdapat kandungan lemak. Sayuran juga mengandung lemak, terutama kacang-kacangan yang berisi minyak nabati. Demikianlah, Anda perlu makan lemak untuk bisa hidup. Akan tetapi, jika Anda memakannya terlalu banyak, lalu Anda mulai menumpuk lemak di dalam tubuh Anda, atau jika tubuh Anda tidak bisa mencerna lemak dengan baik, maka Anda akan mulai menimbun bahan yang sangat berbahaya – akan tetapi juga sangat dibutuhkan – ini di dalam tubuh Anda.
Perhatikanlah kesejajaran di antara lemak dengan uang ini. Keduanya sama-sama dibutuhkan namun juga berbahaya. Menjadi sangat berbahaya jika mulai terjadi penumpukan. Saat tubuh Anda mulai menimbun lemak, lalu Anda menjadi semakin gemuk, dengan timbunan lemak yang tebal itu, maka Anda menjadi calon korban serangan jantung, dan mungkin juga berbagai macam penyakit lainnya.
Uang pun demikian pula halnya. Kita tidak dapat hidup tanpa uang, seperti tubuh tidak dapat hidup tanpa lemak. Namun di sisi lain, jika Anda menimbun uang, maka pada tingkatan tertentu uang tersebut akan menghancurkan Anda secara rohani. Jadi, bukannya menyatakan bahwa kita bisa hidup tanpa uang, akan tetapi Yesus memperingatkan kita untuk tidak menimbun kekayaan di dunia. Kita harus hati-hati dengan cara kita memandang kekayaan itu.

Bagaimana cara kita menghadapi masalah ini? Perkara inilah tepatnya yang akan kita bahas saat ini. Dan Yesus telah memberikan petunjuknya kepada orang muda yang kaya di Matius 19:16-26.

Anda tidak akan menjadi kaya jika tidak menimbun harta
Satu-satunya jalan bagi Anda untuk menjadi kaya adalah dengan menimbun kekayaan. Maksud saya, Anda tidak akan menjadi kaya dengan cara menghamburkan uang Anda. Jika Anda membelanjakan uang Anda, maka Anda akan tetap miskin. Tak peduli seberapa besar penghasilan Anda, entah itu $20.000 per tahun, atau $30.000 atau $70.000 per tahun, jika Anda menghamburkannya untuk gaya hidup yang mewah, maka Anda akan menjadi miskin karena Anda tidak bisa menumpuk kekayaan itu. Sedangkan orang yang miskin, penghasilannya mungkin saja rendah, akan tetapi dia menyisihkan, yakni menimbun sebagian hartanya, maka dia bisa saja menjadi kaya.

Saya pernah mendengar tentang seorang porter di sebuah hotel – saya kagum karena di dalam koran diberitakan bahwa seorang porter, yakni orang yang mengangkat barang-barang Anda di dalam kereta dorong, pada saat dia meninggal, telah mennumpuk kekayaan sebesar 30.000 pundsterling! Saya tercekat membaca angka itu. Dia hanya mengumpulkan semua koin kecil – setiap kali dia mengangkut barang-barang maka dia akan mendapat uang koin dari tamu hotel, dan dia menimbunnya. Dia tentunya orang yang sangat hemat. Namun saya tidak tahu untuk apa dia mengumpulkan uang sampai sebanyak 30.000 poundsterling itu dan pada akhir hayatnya justru kantor pajak yang akan menikmati uang tersebut! Jadi, Anda tidak akan menjadi kaya jika tidak menimbun harta.

Anda mungkin saja menikmati banyak makanan berlemak, akan tetapi Anda tidak akan menjadi gemuk jika Anda terus membakar lemak tersebut melalui olahraga misalnya. Seorang atlet yang membakar banyak kalori, boleh saja makan banyak makanan berlemak, lebih banyak dari Anda dan saya. Dia boleh saja makan banyak mentega, susu dan makanan berlemak lainnya, akan tetapi dia tidak menjadi gemuk. Mengapa? Karena dia membakar semua itu. Tubuhnya tidak menimbun semua itu. Jadi dia tidak menjadi gemuk. Tubuh Anda baru menjadi gemuk jika konsumsi Anda melebihi pemakaiannya, sama seperti rekening bank Anda. Dengan cara itu, Anda mulai menimbun lemak di dalam tubuh Anda.
Inilah yang terjadi dengan kawan kita yang kaya di dalam laporan Injil ini. Entah dengan cara apa dia menjadi kaya. Mungkin dia mewarisi bisnis yang besar dari keluarganya. Mungkin dia adalah seorang pekerja keras. Mungkin dia mendapat warisan besar. Apapun itu, yang jelas dia telah menjadi kaya. Penghasilannya jauh melebihi pengeluarannya, dengan demikian dia menimbun kekayaan yang sangat besar. Malahan, Lukas melaporkan bahwa orang ini sangatlah kaya. Jadi, secara rohani dia mengalami obesitas. Dia menimbun terlalu banyak kekayaan. Dengan keadaan seperti itu, Anda tidak akan berhasil mencapai Kerajaan Allah. Demikianlan, Yesus memperingatkan, jika Anda membiarkan diri Anda mengalami obesitas, yakni kegemukan, secara rohani, Anda menimbun banyak lemak dalam hidup Anda, maka Anda tidak akan bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah sama halnya dengan unta yang berusaha melewati lubang jarum.

Saya ingin mengingatkan Anda bahwa ucapan yang disampaikan kepada orang muda yang kaya ini bukan hanya berlaku bagi dia – seolah-olah hanya dia saja orang yang mencintai uang di dunia ini. Ini tidak benar sama sekali. Kita bisa melihat bahwa hal ini tidak benar berdasarkan tiga hal. Yesus menyampaikan ucapan tersebut untuk diberlakukan secara umum, bahwa setiap orang yang kaya, setiap orang yang menimbun kekayaan, tidak akan bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Tabik ✌