Sabtu, 05 September 2015

Tantangan, Didikan, dan Kemenangan

“Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.”- 1 Korintus 9:16

Siapakah orang-orang di dalam zaman ini yang masih memikirkan penginjilan? Siapakah pemuda-pemuda di tengah zaman ini yang masih merasa dirinya adalah manusia celaka ketika ia tidak memberitakan Injil?

Lihatlah, saking sedikitnya orang yang mengabarkan Injil, akibatnya mereka yang berapi-api menginjili dan menjangkau jiwa terlihat sebagai orang-orang yang aneh, berlebihan. Sebaliknya mereka yang adem ayem justru dinilai waras dan normal.
Kita ini generasi celaka! Ya, celaka, dan akan selama-lamanya celaka kecuali kita dibangunkan, kecuali kita berubah.

Generasi ini adalah generasi yang bengkok hatinya, generasi yang tidak lagi mencari Tuhan. Tidak, generasi ini bukannya membenci Tuhan, karena jikalau membenci, paling tidak Tuhan masih dianggap ada.

“Masa bodoh terhadap Allah, Dia boleh ada boleh tidak ada, tidak ada urusannya denganku”, inilah yang secara sadar maupun tidak sedang diserukan oleh zaman ini. Betapa menyedihkan!

Tantangan zaman jelas semakin besar di depan mata kita, semakin besar jugakah api di dalam hati kita? Semakin besar jugakah semangat perjuangan kita sebagai Gereja Tuhan?

Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik! Betapa berbahagianya orang-orang yang bisa menikmati sorga di tengah-tengah dunia; menikmati didikan Allah, menikmati pekerjaan-Nya! Ya, Allah adalah Allah yang mengizinkan Gereja-Nya ditekan oleh setiap tantangan zaman, sekaligus adalah Allah yang menjanjikan kemenangan pada akhirnya. Bukan karena Gereja bisa menang dengan kekuatannya sendiri, tetapi karena Allah memang adalah Allah yang telah menang dan memanggil Gereja-Nya untuk menyatakan kemenangan-Nya di tengah dunia.

Maukah kita menjawab tantangan zaman ini? Rindukah kita menjadi orang-orang yang Tuhan didik dan Tuhan pakai untuk menyatakan kemenangan-Nya? Jiwa-jiwa sudah di depan mata, sebuah arena didikan dan peperangan besar yang Tuhan anugerahkan bagi kita umat-Nya! Rindukah Anda untuk ambil bagian? Berikan jawabanmu kepada Tuhan.

Selasa, 01 September 2015

Yesus, Obama & Rambo

Dulu dunia terpesona oleh sosok Barack Obama. Prestasi luar biasa bagi seorang Afro-Amerika pertama, menjadi presiden untuk sebuah negara super power AS.
Record tersendiri saat pelantikannya sebab semuanya serba paling. Dua juta orang mau berdingin-dingin menghadiri pelantikan sang presiden.
Perlu diketahui ketika presiden Bush dilantik, dihadiri 40.000 orang, Presiden Lyndon B Johnson yang terkenal pada 1965 dihadiri 1,2 juta orang.
Washington DC booming orang menginap, mulai hotel berbintang sampai kamar di sebuah keluarga. Di seantero dunia, lebih 2milyard pemirsa TV sabar menanti berlangsungnya ceremoni pergantian presiden tersebut.
Biaya pelantikan beserta pernak pernik upacara dan pengamanan paling mahal, menelan USD 150 juta setara 1,7 triliun rupiah. Pengamanannya melibatkan 8.000 polisi Distric Colombia, 1.000 Secret Service, 10.000 pasukan Garda Nasional, 1.000 personel FBI, dan 20.000 pasukan cadangan siaga. Hampir 10.000 jurnalis dalam dan luar negeri meliput acara pelantikannnya.
Akhir tahun 2008, Obama paling laris pujian, sedangkan Bush paling laris hinaan.
Bahkan di Jepang belum pernah ada buku yang berisi pidato dalam bahasa Inggris selaris buku isi pidato Barack Obama. Padahal isi pidatonya adalah saat dia sebelum dilantik.
Obama adalah sosok seseorang yang mampu menyedot perhatian seluruh dunia.
Ada alasan yang lebih kuat mengapa dunia begitu gempita menyambut Obama.
Ada dua magic word yang menjadi sentral kampanyenya, yaituhope and change, harapan dan perubahan. Sebuah harapan digantungkan pada seorang bernama Obama. Semua orang sedang menantikan sebuah perubahan. Perubahan dari keterpurukan ekonomi, dari kekerasan perang, dari ketidakstabilan, dari kekacauan dunia, dari ……., dari ……., dst.
Nama Barack Husein Obama menjadi sebuah sejarah baru bagi AS dan dunia. Dunia berharap dia bisa mengurangi beban masalah. Magnet perubahan melanda AS, terakhir seorang kulit hitam mendapat dukungan penuh menjadi ketua Partai Republik, partai oposisi pemerintah AS sekarang. Beberapa tahun yang lalu orang yang sama ini bahkan dijegal dan sama sekali tidak mendapat dukungan. Magnet perubahan membawa harapan danberkat bagi orang lain, kelompok lain, dst.
Bila AS bisa menerima kehadiran presiden dari kelompok minoritas, negara-negara lain pun secara bertahap diyakini akan mampu menuju ke muara yang sama.

Uraian diatas tentang Obama, sekarang Rambo.

Dalam serial film Rambo, Rambo selalu digambarkan sebagai pahlawan yang sering sendirian di medan perang Vietnam, berjuang sendirian karena teman-temannya semua sudah mati atau tertawan musuh.
Dikisahkan si Rambo melakukan apa saja untuk tetap bertahan hidup, tanpa senjata ia melawan dengan pisau, tanpa amunisi ia melawan dengan jebakan-jebakan di hutan, musuhnya dikalahkan satu persatu, tanpa persediaan makanan ia makan apa saja yang bisa dimakan di hutan. Dalam keterbatasan dan ketakutannya, ia tetap bertahan menanti sebuah harapan, ia ingin tetap mempertahankan hidupnya. Ia ingin bebas dari segala ancaman dan tekanan musuh, bebas jadi sandera dan tawanan, bebas dari siksaan, bebas dari kematian yang menyiksa, ia ingin tetap hidup. Ia terus berjuang dan berjuang demi hidupnya. Bila perlu ia bisa pulang kembali ke kampung halamannya dan berkumpul dengan keluarganya dalam damai dan kebahagiaan. Inilah harapan dan dambaan seorang Rambo di hutan belantara dalam kesendirian yang penuh ancaman musuh.

Bagaimana dengan Yesus ?

Saat Yesus berada dalam rumah ibadat di Kapernaum di Galilea, semua yang hadir di situ takjub mendengar pengajaranNya, sebab perkataanNya penuh kuasa. Seorang yang kerasukan setan dihardikNya, maka setan itu pun keluarlah dari padanya. Yesus bukan saja mampu membuat orang takjub dan menjadi magnet tapi Ia sanggup membuat mujijat seketika itu juga. Persoalan dan penderitaan yang dialami seorang pribadi, diatasiNya dengan perkataan dan kuasaNya.

Pada saat yang lain, ketika Ia mengajar orang banyak datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur. Mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung banyaknya orang di situ. Mereka membongkar atap rumah itu dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus. Melihat tanggapan iman yang demikian besarnya dan lewat kuasa perkataanNya sembuhlah orang lumpuh itu dan berjalan mengangkat tempat tidurnya. Kegembiraan besar terjadi, orang lumpuh yang sudah tidak pernah lagi menginjak tanah sekarang sudah mampu berjalan. Penderitaan berubah menjadi sukacita besar.Begitu juga terhadap seorang perempuan yang mengalami pendarahan dua belas tahun lamanya. Ia sangat menderita dan belum pernah ada seorang pun yang berhasil menyembuhkannya. Atas iman dan reaksinya seketika itu juga ia sembuh, berhentilah pendarahannya ketika ia menjamah jumbai jubahNya. Ia tidak sakit lagi tapi langsung menjadi sehat walafiat. Iman kepada Yesus telah membuat segala-galanya berubah, penderitaan atas penyakitnya berubah menjadi kesembuhan. Selama dua belas tahun harta bendanya dipertaruhkan dan terkuras untuk kesembuhannya. Sekarang sisa hartanya yang dicadangkan untuk ongkos berobat kesana-kemari bisa berubah menjadi tabungan. Ada satu kelegaan yang besar yang menyertainya. Kebahagiaan menatap masa depan yang penuh pengharapan.
Suatu hari seorang yang kerasukan setan dibawa kepada Yesus. Orang itu bukan saja kerasukan setan, tapi ia juga buta danbisu. Ketika Yesus menyembuhkannya, takjublah semua orang. Yang kerasukan setan dibebaskanNya, yang buta dicelikkanNya untuk bisa melihat. Yesus sungguh luar biasa, sungguh dahsyat kuasaNya, sungguh amat luar biasa kuasa perkataanNya. Juga terhadap saudara dari Maria dan Marta dari kampung Betania yang bernama Lazarus yang telah mati selama empat hari dan ia sudah dikubur di dalam sebuah gua. Ketika batu tutup gua itu dibuka, Lazarus sudah bau dan mulai membusuk dalam balutan kain kapan. Dengan kekuatan kuasa perkataanNya Yesus berseru, “Lazarus, marilah keluar.” Orang yang telah mati itu datang keluar dengan kaki dan tangannya terikat kain kapan. Yang mati mampu dihidupkanNya. Yang tiada menjadi ada kembali. Masih banyak lagi cerita yang lain, yang diperbuat Yesus, mujijat ini terjadi dimana-mana.

Banyak keputusasaan yang digantungkan kepada Yesus untuk berubah menjadi sebuah harapan. Bukan harapan semu, bukan harapan ilusi, bukan harapan berupa mimpi, bukan harapan kesia-siaan, bukan harapan kosong tiada ujud, tetapi harapan yang menjadi kenyataan, bahkan kenyataan harapan yang dalam sekejab bisa dinikmati. Itu tergantung juga atas tanggapan iman seseorang kepada Yesus.

Siapa di dunia ini yang mampu berbuat seperti ini ?
Hanya Yesus satu-satunya yang sanggup karena Ia adalah Allah. Mereka saat itu juga mengalami kasih karunia, mengalami rahmatNya, mengalami cintaNya, mengalami hidupNyayang langsung menyentuh kepada setiap orang yang percaya kepadaNya secara pribadi. Langsung bisa dirasakan. Di kala susah, Ia jadi penghibur, di kala putus asa, Ia jadi harapan kita.

Sekarang bagaimana dengan kita? Apa tanggapan kita terhadap hidup ini?

Yang jelas sosok kita sangat jauh dari gambaran tokoh Obama dan Rambo.
Kita tidak setenar si Obama, tidak sehebat si Rambo. Memang kita perlu mencontoh seperti Rambo untuk bertahan di belantara hidup yang tidak menentu ini. Tetap berjuang untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Jauhkan dari patah arang, putus asa, tapi mari kita buat asa-asa yang berpengharapan untuk tetap hidup. Kita juga perlu mencontoh Obama, saat terjadi krisis, terjadi konflik, terjadi kekacauan.
Dia hadir sebagai pahlawan penyelamat lewat terobosan ide-idenya yang cemerlang, lewat pernyataan-pernyataannya yang membawa kedamaian, lewat keputusannya yang merubah dunia. Tapi bagaimana dengan kita? Setidaknya, kita adalah manusia yang bertuhan, ada Yesus di dalam hidup kita. Jauhkan diri kita dari rasa minder dalam menghadapi hidup ini. Justru kita harus berbangga dan berbahagia karena kita punya Tuhan yang mampu kita andalkan yaitu Tuhan kita Yesus Kristus.
Seharusnya kita memang perlu menjadi berkat. Bila kita tidak mampu menjadi berkat bagi seluruh dunia seperti Obama. Paling tidak menjadi berkat pada orang sekitar kita, pada lingkungan yang kecil, lingkungan yang sangat kecil atau berkat pada diri sendiri untuk tetap berjuang dalam hidup ini seperti Rambo. Berguna bagi diri sendiri dan akhirnya juga berguna bagi orang lain. Satu hal yang jauh lebih penting dari segalanya, kita adalah orang beriman yang memiliki Tuhan Yesus Sang JuruSelamat, Sang JuruKemudi Kehidupan, Sang JuruKunci Surga. Andalkanlah Dia, maka Iapun mampu diandalkan, maka kita menjadi lebih dari pemenang dan kita dapat hidup untuk selama-lamanya. Sekali lagi jauhkan diri kita dari keputusasaan, raih asa-asa yang membawa perubahan hidup. Kita ada Yesus, janganlah takut hai kamu kawanan kecil. Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan. Kerajaan yang selalu hidup selama-lamanya.

Barack Obama, setelah menjadi presiden telah menunjukkan kekonyolannya, ia tersesat di Gedung Putih, tidak bisa menemukan kembali jalan menuju Oval Office. Meskipun dia termasuk orang super, dia masih tetap manusia yang tidak terlepas dari segala macam kekurangan dan kesalahan. Beda dengan Yesus, Ia adalah Allah yang turun menjadi manusia. Sehabis pulang dari perayaan Paskah dari Yerusalem sehari perjalanan jauhnya, Yesus tidak ditemukan dalam rombongan. Orang tuanya terpaksa kembali lagi ke Yerusalem, setelah lewat tiga hari, mereka baru menemukanNya di dalam Bait Allah sedang bertanya jawab dengan alim ulamadi sana. IbuNya Maria berkata : “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Kami berdua, orang tuaMu ini cemas mencariMu” atau dengan dialek sekarang ” Engkau ini ngrepoti, tahu ? Papa mama bolak balik cari kamu seharian, masih ndak ketemu-ketemu, kamu ini ke mana aja sih? Ini papa mama kecapean cari kamu, tahu !!. Sudah tiga hari papa mama keliling kesana kemari, eh ternyata lu ada di sini. Kalau mau pergi atau tinggal ngomong dulu lah sama papa mama. Buat orang kuatir dan cemas saja.” Saat itu Ia baru berumur 12 tahun. Tapi setelah mereka tahu apa yang Dia perbuat, mereka tercengang bahkan alim ulama di Bait Allah semua sangat heran atas kecerdasanNya atas segala jawab yang diberikanNya. Kecemasan orang tuaNya dijawabNya, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidak tahukah kamu bahwa Aku harus berada di dalam rumah BapaKu?” Tapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakanNya kepada mereka, tapi Maria ibuNya menyimpan semua perkara itu di dalam hatiNya. Seolah-olah Yesus kecil berbuat kesalahan dan tidak hormat kepada orang tuanya, tapi ternyata tanpa disadari oleh kebanyakan orang pada waktu itu, apa yang dilakukanNya telah menunjukkan keberadaanNya sebagai Allah yang telah turun menjadi manusia. Yesus sungguh sempurna karena Ia Allah. Apa yang dilakukanNya adalah seturut dengan kehendak BapaNya yang di surga.

Apa yang diperbuat Obama tidak langsung menyentuh kehidupan pribadi kita. Tapi apa yang diperbuat Yesus, asal kita percaya, seketika itu juga dapat kita alami. Yesus adalah pribadi yang tetap bisa kita alami sampai saat ini. Dia bukanlah allah yang tidak bisa berbuat apa-apa, allah yang mati, tapi Dia adalah Allah yang hidup, yang sanggup melakukan segala perkara dalam hidup ini. Yesus sudah lebih dari 2000 tahun yang lalu wafat, bahkan wafat secara hina di kayu salib. Tapi lewat kebangkitanNya, setiap orang yang percaya kepadaNya juga boleh mengalami kebangkitan hidup. Ajaibnya Ia masih bisa dirasakan sampai detik ini, sampai besok, sampai besok lusa, sampai sebulan ke depan, sampai setahun ke depan, sampai sepuluh tahun ke depan, bahkan sampai selama-lamanya, sampai kepada kematiankita, sampai kepada setelah kematian kita, sampai kepada hidup yang kekal. Ini adalah dahsyat, sungguh dahsyat pengaruhNya, sungguh luar biasa dahsyat kuasaNya, sungguh dahsyat ke ilahianNya.
Kita seharusnya berbahagia karena kita punya Yesus yang telah ubahkan hidup kita bertahan sampai kepada hidup yang kekal selama-lamanya. Kita yang lemah jadi kuat, yang bukan apa-apa jadi berarti, yang tak layak jadi berharga, yang hina dina dimuliakan, yang …. dsb.
Yesus telah menjadi magnet, pokok perhatian semua orang, magnet akan harapan dan perubahan. Yesus yang telah wafat itu tapi masih tetap hidup sampai sekarang, tetap menjadi harapan akan perubahan. Harapan kita kepadaNya sanggup membawa perubahan hidup yangberkemenangan. Bahkan Dia bisa kita rasakan kehadiranNya. Yesus telah membuat takjub semua orang, ketakjuban sepanjang masa. Sampai dunia ini berlalu, Ia tetap selalu ada. Ia pembuat mujijat, mujijatNya nyata, ajaiblah Ia. Carilah Dia, alamilah Dia, rasakanlah kehadiranNya. Maka perubahan demi perubahan akan terjadi dalam hidup kita, sampai kita semakin serupa dengan gambaranNya yang sempurna. Biarlah kita boleh semakinkecil dan Dia boleh semakin besar dalam hidup kita. Dan biarlah Nama Allah yang dipermuliakan dalam setiap kehidupan kitaini.

Hidup adalah sekolah yang tidak pernah berhenti, sampai kapan ? Sampai ajal menjemput kita.

Setiap masa dalam hidup kita, kita masih harus belajar, dan terus belajar dan belajar dan tidak boleh lelah belajar dalam perjalanan di belantara hidup ini. Kita perlu saling mengisi, saling memberi dorongan, saling memberi kekuatan, saling memahami satu sama lain, supaya persatuan dan kesatuan dalam proses belajar kita semakin bertumbuh bersama-sama.

Mari kita timba semangat Rambo dalam mempertahankan hidup, kita pelajari cara Obama mengambil keputusan dan kita berguru kepada Tuhan Yesus Sang Maha Guru Hidup kita, sampai Roh Sang Maha Guru Hidup kita yaitu Roh Kudus ada di dalam kita dan selalu menyertai kita, selama-lamanya. Amin.

Selamat belajar dan sekolah bersama-sama. Tuhan memberkati kita semua.

Salam dan Doa, Mulwan. T