Rabu, 24 Mei 2017

"Kuasa Kebangkitan Kristus Yesus"

Kuasa Allah yang membangkitkan Yesus adalah kuasa yang sama yang menjadikan kita manusia baru. Apakah Anda sudah menjadi manusia baru? Jika Anda berkeyakinan bahwa hanya dengan mempercayai bahwa Yesus telah mati bagi Anda, maka Anda diselamatkan, maka Anda belum mencapai keselamatan sesuai dengan makna Alkitab. Hidup Yesuslah yang akan menyelamatkan Anda. Tanpa kuasa Allah yang membangkitkan Yesus itu berkerja di dalam diri Anda dan menjadikan Anda manusia baru, maka Anda tidak akan diselamatkan.

Menjadi orang Kristen bukan persoalan reformasi; kekristenan adalah masalah penciptaan ulang, kebangkitan atau kelahiran kembali. Kita memiliki banyak ‘orang Kristen yang direformasi’ sekarang ini. Yang saya maksudkan adalah orang yang menjadi Kristen karena menginginkan reformasi moral. Mereka berkata, “Tidaklah baik menjadi orang nakal, jahat, bejat dan tanpa etika. Jadi aku akan membenahi moralku. Dari sekarang, aku ingin menjadi orang baik.” Ini hal yang sangat bagus, dan memang sangatlah bagus memiliki hasrat seperti itu, akan tetapi makna Kristen bukan seperti itu. Menjadi seorang Kristen berarti Allah menjadikan Anda sebagai manusia baru lewat kuasa kebangkitan-Nya.

Saya bacakan 1 Petrus 1:3. Bagaimana kita dilahirkan kembali? Bagaimana kita ‘lahir baru’? Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan(Lord) kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan. Dengan cara apa Anda lahir baru? Allah telah melahirkan kita kembali lewat kebangkitan Yesus Kristus. “Melahirkan kita kembali’ berarti menjadikan kita manusia baru lewat kebangkitan kembali dari antara orang mati. Kebangkitan harus menjadi realitas di dalam kehidupan Anda sekarang ini, jika tidak maka Anda tidak akan diselamatkan di masa yang akan datang. 

Apakah yang terjadi saat baptisan? Saat dibaptis Anda mati bersama Kristus. Anda dikuburkan bersama dia saat Anda masuk ke dalam air, dan Anda bangkit kembali dalam hidup yang baru. Tidaklah cukup dengan hanya mati bersama dengan Kristus. Bagaimana kita menjadi manusia baru? Oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati. Ini berarti tanpa kebangkitan Yesus, maka tidak akan ada hidup kebangkitan; tak akan ada hidup yag baru. Tanpa kebangkitan Yesus Kristus, kita tidak akan memiliki hidup yang baru, hidup kebangkitan atau kekuatan untuk mematahkan kuasa dosa di dalam kehidupan kita ini. Itulah poin yang pertama.

Menjadi seorang Kristen berarti diubah, bukan diperbaiki; kita bukan menjadi ‘orang Kristen yang diperbaiki’ melainkan menjadi ‘orang Kristen yang diubah/transformasi’; suatu manusia baru yang punya dinamika hidup yang baru. Menjadi orang baik itu bagus tetapi kuasa Allah tidak ada di dalamnya. Menjadi orang Kristen bukan sekadar menetapkan untuk menjadi orang yang baik. Seorang perampok bank bisa saja menetapkan bahwa merampok bank itu tidak baik. Dia sudah bosan merampok bank. Mulai saat ini, dia tidak mau lagi merampok bank. Ini adalah suatu keputusan moral, keputusan yang bagus, akan tetapi itu tidak membuatnya menjadi orang Kristen. Dia baru menjadi Kristen saat kuasa hidup kebangkitan Yesus masuk ke dalam dirinya dan menjadikan dia manusia baru. Dia telah dibangkitkan dari antara orang mati bersama-sama dengan Kristus. [Dengan demikian, kuasa Allah telah masuk ke dalam kehidupannya untuk mematahkan kuasa dosa yang telah memperbudaknya. Itulah poin yang pertama. Demikianlah, kita melihat dari Kitab Suci bahwa kelahiran kembali berkaitan dengan kebangkitan Kristus, bukan dengan kematian Kristus.

Hal yang kedua merupakan kelanjutan dari poin pertama. Allah tidak sekadar membangkitkan kita untuk masuk ke dalam hidup yang baru kemudian membiarkan kita. Kita tidak dibiarkan berjuang sendiri. Allah tidak berkata, “Baik, sekarang kamu adalah manusia baru. Aku telah memberikan hidup kebangkitan(resurrected life)  kepadamu. Sekarang kamu harus berjuang sendiri.” Jika Anda hanya dibiarkan sendiri, apakah yang akan terjadi? Anda akan seperti baterai yang terisi tetapi semakin lama akan makin kehilangan kekuatannya. Hal ini terjadi pada banyak orang Kristen. Mereka memulai dengan sangat baik. Mereka datang kepada Tuhan, mereka mendapatkan isi ulang rohani, kemudian baterainya melemah dan semakin melemah… pada akhirnya, apakah yang terjadi? Tak ada lagi sisanya. Akhirnya, suatu hari, terangnya padam, beterainya mati dan berakhirlah sudah.

Yang lebih buruk lagi adalah, baterai itu sangat berat. Yang tadinya diharapkan untuk menjadi sumber kekuatan malah menjadi beban.

Menjadi seorang Kristen berarti bersatu sedemikian rupa dengan Kristus sehingga hidupnya secara terus menerus mengalir ke dalam Anda. Itulah makna menjadi orang Kristen. Bukan sekadar persoalan memutuskan bahwa menjadi orang jahat itu tidak baik, dan sekarang Anda ingin menjadi orang baik. Bukan sekadar masalah moral dan etika; ini adalah masalah rohani. Ini adalah masalah hidup Kristus, hidup kebangkitan Kristus yang secara terus menerus mengalir ke dalam diri Anda, setiap saat. Yesus menggambarkan poin ini di Yohanes 15:5 dengan berbicara tentang pokok anggur: “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam aku dan aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Itulah makna menjadi orang Kristen. Jika saya dibiarkan menjadi orang baik dengan kekuatan saya sendiri, saya tidak yakin bahwa saya akan bisa bertahan lama. Apakah insentif, dinamika, atau kuasa yang akan menggerakkan Anda dari dalam? Yang menggerakkan kita adalah kuasa dari hidup kebangkitan Kristus.

Atau, dengan kata lain, rasul Paulus gemar menggunakan gambaran tentang tubuh. Selama tangan saya masih tersambung dengan tubuh saya, maka ia akan menyerap kehidupan dari tubuh saya, kehidupan akan mengalir ke dalam tangan saya. Segera setelah tangan ini terpisahkan dari tubuh saya, entah oleh penyakit atau oleh kecelakaan atau oleh apa pun itu, tangan itu akan segera mati. Sekalipun dia pernah hidup, ia akan mati karena kehidupan tidak mengalir lagi ke dalamnya. Saat ada pasokan darah mengalir tangan Anda akan hidup. Jika tidak ada aliran darah, maka tangan Anda mati. Tanpa pasokan gizi dan aliran kehidupan, secara perlahan-lahan, ia akan menjadi daging mati, mulai membusuk, dan mati.

Menjadi seorang Kristen bukan sekadar mengetahui bahwa Yesus telah mengambil alih tempat Anda. Bukan sekadar mengetahui bahwa Anda telah menjadi manusia baru. Seorang manusia baru adalah orang yang bergantung setiap saat padanya. Sekarang Anda mengerti apa yang dimaksudkan oleh Paulus di Roma 5:10 “lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidupnya!”  Kata ‘lebih-lebih’ ini berarti, yang jauh lebih penting. Artinya: yang jauh lebih penting setelah diperdamaikan dengan Allah adalah kita secara terus menerus bergantung pada Kristus untuk hidup, seperti ranting bergantung pada pokok. Hidup Kristus itu terus menerus mengalir ke dalam diri Anda. Itulah rahasia menjadi orang Kristen.

Begitulah cara Paulus memahaminya dengan benar. Di Galatia 2:20 (19b-20), dia berkata: Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kujalani sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan dirinya untuk aku. Dia berkata, “Secara jasmani aku hidup, itu memang benar, akan tetapi itu bukan hal yang penting. Yang penting adalah bahwa Kristus hidup di dalam aku. Hidup kebangkitannya selalu mengalir ke dalam diriku dan melalui diriku.” Itulah dinamika kehidupan Kristen! Ini hal yang sangat penting untuk dipahami karena saya melihat begitu banyak orang Kristen yang terkalahkan dan lemah. Dan saya kuatir kalau-kalau mereka itu ternyata adalah ‘orang Kristen yang direformasi’, bukannya ‘orang Kristen yang ditransformasi’. Apakah Anda adalah termasuk ‘orang Kristen yang direformasi’ atau ‘orang Kristen yang ditransformasi’? Termasuk yang manakah Anda?

Orang Kristen yang direformasi adalah orang yang menjadi Kristen karena ingin membuang sifat jahat, karena menyadari bahwa dosa itu tidak baik. Dan dia melakukan perbaikan, dan berusaha menjadi orang baik. Itu sangat berat. Tak heran jika orang-orang terus saja berkata, “Sungguh berat. Aku tak bisa melakukannya.” Tentu saja, Anda tidak akan bisa. Itulah persoalan yang menimpa ‘orang Kristen yang direformasi’. Yang Anda perlukan adalah menjadi ‘orang Kristen yang ditransformasi’, orang Kristen yang telah mati pada manusia lama dan sekarang hidup Kristus mengalir ke dalam dirinya. Untuk inilah kita diselamatkan oleh Allah lewat kuasa kebangkitan-Nya.

Hidup Kristus mengalir di dalam diri kita; Kristus hidup di dalam kita dan karena itu kita menjadi perwujudan Kristus di dunia. Saat orang lain mengamati kita, mereka memikirkan tentang Kristus. Segala kesalahan yang kita perbuat sebagai seorang Kristen, akan mempermalukan nama Kristus. Inilah alasan mengapa dulunya untuk waktu yang lama saya tidak mau menjadi orang Kristen; karena saya melihat perilaku orang Kristen yang sangat menjijikkan menurut saya.

Jika Anda menjadi orang Kristen, ingatlah ini, Kristus yang hidup di dalam diri Anda, Anda membawa nama Kristus. Anda bisa saja membuat orang lain tidak mau menjadi orang percaya. Sanggupkah Anda memikul tanggung jawab akibat membuat orang lain tidak mau datang kepada Kristus? Sanggupkah Anda memikul tanggung jawab jika ada orang lain yang akhirnya tak pernah masuk ke dalam hidup yang kekal karena melihat teladan buruk Anda? Sanggupkah Anda memikul tanggung jawab tersebut? Saya harap jika Anda tidak akan berminat untuk menjadi ‘orang Kristen yang sekadar direformasi’. Sudah cukup banyak orang yang telah mempermalukan nama Yesus di mata dunia, Anda tidak perlu menambahkan nama Anda di dalam daftar tersebut. Cukup sudah tindakan-tindakan yang mempermalukan nama Kristus

Apakah standar yang ditetapkan bagi orang Kristen? Standarnya tidak kurang dari kesempurnaan. Bukan saya yang mengatakan hal itu; Yesus yang mengatakannya. Di Matius 5:48, Yesus berkata, “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” Ini bukan suatu anjuran. Ini adalah suatu perintah. Menjadi sempurna bukan berarti dalam sekejap semua kelemahan moral Anda langsung lenyap.

Menjadi sempurna di sini berarti, kesempurnaan di dalam kasih Anda, di dalam komitmen Anda kepada Allah dan kepada sesama manusia. Anda akan berkata, “Itu sangat susah.” Memang benar, bukan saja susah tetapi malah mustahil! Inilah alasannya mengapa saya katakan bahwa Anda tidak akan bisa menjadi Kristen tanpa pertama-tama dilahirkan kembali oleh hidup kebangkitan Kristus; dibangkitkan kembali dari antara orang mati. Anda tidak akan bisa menjadi Kristen jika hidup Kristus tidak terus mengalir ke dalam diri Anda.

Dapatkah Anda saling mengasihi dengan sempurna? Dapatkah saya mengasihi Anda dengan kekuatan saya sendiri? Itu mustahil. Bukan sekadar susah, ini adalah persoalan yang bahkan tak terbayangkan. Oleh sebab itu hidup kebangkitan Kristus sangat mutlak perlu bagi keselamatan kita. Saya tidak bisa hidup sebagai orang Kristen tanpa kuasa yang datang dari Allah.

Namun, bagaimana dengan saat-saat kita gagal? Apakah itu berarti bahwa setiap kali Anda gagal untuk sempurna, maka di saat itu Anda bukanlah orang Kristen? Jadi, di satu saat Anda adalah orang Kristen, dan di saat berikutnya, Anda bukan orang Kristen. Pada akhirnya, Anda berkata, “Lima menit yang lalu, aku orang Kristen karena aku mengasihi sesamaku manusia. Namun sekarang, aku bukan orang Kristen karena aku lupa mengasihi dia.” Jadi, bagaimana di saat Anda gagal? Padahal kita gagal setiap hari. Apakah itu berarti bahwa Anda berhenti menjadi orang Kristen? Tentu saja tidak.

Hal yang ketiga adalah Kristus hidup untuk menjadi Pengantara bagi kita. Jika dia tidak hidup, jika dia sekadar mati bagi dosa-dosa saya, maka hal itu hanya akan menghapus dosa-dosa saya di masa lalu. Bagaimana dengan dosa-dosa saya hari ini? Bagaimana dengan dosa-dosa saya besok? Dia telah menghapuskan dosa-dosa saya di masa lalu, tetapi bagaimana dengan dosa-dosa saya yang sekarang? Di sinilah Anda membutuhkan Pengantara, Yesuslah yang menjadi Pembela perkara Anda, dia yang akan membela dan melindungi Anda di sini dan sekarang juga. Inilah gambaran yang sangat indah.

Ibrani 7:25 adalah salah satu ayat yang sangat berharga: Karena itu ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh dia datang kepada Allah. Sebab ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka. Perhatikan bahwa ayat 23 dan 24 berbicara tentang kematian. Para imam mencurahkan darah bagi penghapusan dosa. Jika darah tidak dicurahkan secara terus menerus, sebagai persembahan, maka penghapusan dosa itu tidak tersedia bagi kita. Selain itu, para iman juga berdoa syafaat untuk kita. Bukan sekadar kematian itu yang penting, tetapi juga syafaat atau pengantaraan. Kematian korban itu sendiri tidak menyelamatkan Anda. Pengantaraan atau syafaat bagi Anda, atas dasar darah yang dicurahkan, itulah yang menyelamatkan Anda.

Hal ini tidak sulit dipahami. Sama seperti orang lain, saya adalah orang yang, dalam kehidupan sehari-hari, tidak selalu sesuai dengan standar Allah. Mungkin Anda berpikir bahwa saya hidup sesuai dengan standar Allah, tetapi saya tahu di mata Allah, saya tidak selalu hidup sesuai dengan standar itu. Setiap kali saya tidak bertenggang rasa kepada seseorang, berarti saya telah gagal. Mungkin tak ada orang yang mengetahui hal itu, tetapi Allah melihat kegagalan saya. Setiap hari saya gagal di hadapan Allah. Ini adalah suatu proses melangkah maju menuju standar tinggi yang menjadi panggilan Allah buat saya. Itu sebabnya, saya perlu seseorang yang selalu bersyafaat buat saya karena saya selalu saja gagal.

Yesus terus menerus bersyafaat bagi kita. Hal ini sangat penting bagi keselamatan kita. Jika dia tidak hidup sekarang ini, bagaimana dia bisa bersyafaat bagi saya? Namun karena dia telah bangkit dari antara orang mati, maka dia bisa selalu bersyafaat untuk saya supaya saya boleh diampuni hari ini. Inilah poin kita yang ketiga.

Pengampunan bukan sekadar perkara mengucapkan kata maaf kepada Allah. Tidak sesederhana itu. Kita terlalu memandang enteng dosa. Syafaat yang terus menerus dari Yesus yang membuat darahnya efektif bagi kita saat kita bertobat sekarang dan hari ini. Poin ini sangatlah penting sehingga diulang berkali-kali dalam Kitab Suci. Roma 8:34 mengatakan hal yang sama, “Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita.” Kristuslah, yang berdasarkan kematiannya, membela kita pada masa ini. Ini berarti bahwa saya tidak harus berada dalam keadaan tanpa harapan. Saya menyadari bahwa sebagai orang Kristen, kita tidak mampu untuk selalu hidup sesuai dengan panggilan surgawi kita, bukan karena kita tidak menginginkannya, melainkan karena kadang kala kita memang gagal. Dan Yesus ada untuk membela. Dia menaungi saya dengan sayapnya, dia menjadi tempat saya berteduh, sehingga saya tetap berada dalam pengampunan.

Ada tiga alasan mengapa kematian Yesus dan terlebih lagi hidup Yesus menyelamatkan saya.

Saya akan merangkumnya secara singkat. Pertama, Yesus hidup untuk menanamkan hidup kebangkitannya pada diri kita supaya kita menjadi manusia baru. Dan kedua, Kristus hidup bukan sekadar untuk memberikan kita suatu peristiwa kelahiran baru, melainkan untuk terus menerus mengalirkan hidupnya kapada kita. Dan ketiga, setiap kali saya gagal untuk memanfaatkan sepenuhnya hidup itu di dalam diri saya, Yesus membela saya. Jadi secara terus menerus Yesus menjamin keselamatan saya. Itulah sebabnya 1 Yohanes 2:1 berkata bahwa kita memiliki Pengantara pada Bapa. Setiap kali kita berbuat dosa, Yesus selalu membela kita.

Alkitab berbicara tentang kebangkitan di dalam dua bentuk kata, yaitu di dalam bentuk kini dan bentuk yang akan datang. Kebangkitan harus menjadi realitas di masa kini, jika ingin dijadikan realitas di masa depan. Apakah makna keselamatan itu? Makna keselamatan adalah, karena saya sekarang merdeka dari kuasa dosa dan tuntutan atas dosa-dosa di masa lalu, maka saya juga akan memiliki hidup yang kekal, itu berarti, saya akan dibangkitkan dari antara orang mati.

Kebangkitan Yesus adalah buah sulung dari kebangkitan menyeluruh semua orang yang menjadi miliknya. Sungguh indah! Anda dan saya akan bangkit kembali dari antara orang mati. Jika Anda adalah milik Yesus, maka Anda akan bangkit dari antara orang mati. Maut tidak akan bisa menahan kita. Renungkanlah prospek yang mulia ini – Anda dan saya akan bangkit dari antara orang mati!

Intinya:
(1)  Kita mengalami kebangkitan di masa kini dan kita juga mengalami kebangkitan di masa depan.

(2) Dan satu-satunya jaminan bahwa Anda akan mengalami kebangkitan di masa depan adalah bahwa Anda telah mengalami kuasa kebangkitan Allah sekarang ini.

Bukankah kedua hal itu sangat benar? Bahkan secara logika, kedua poin itu pasti benar. Namun yang lebih penting dari logika, Kitab Suci memberitahu kita bahwa jika Anda tidak mengalami kuasa kebangkitan Allah sekarang, maka harapan Anda untuk mengalami kuasa kebangkitan Allah di masa depan hanya sekadar khayalan belaka. Jika Anda tidak mengalami kuasa Allah sekarang, berdasarkan apa Anda bisa mengalami kuasa Allah di masa depan? Apakah dasar dari jaminan semacam itu?

Alkitab berkata kepada kita bahwa, jika Anda mengalami kuasa kebangkitan Allah sekarang, kuasa yang mengubah hidup Anda dari dalam –  perubahan itu merupakan suatu proses, tetapi Anda sudah mulai mengalami proses itu –  maka Anda akan mengalami kuasa kebangkitan Allah di masa depan. Kita mengalami kebangkitan secara rohani di masa kini, dan itu adalah jaminan bahwa kita akan mengalami kebangkitan secara jasmani di masa depan.

1 komentar:

  1. agen poker terbesar dan terpercaya IONQQ. pin BB : 58ab14f5
    silahkan daftar dan dapatkan keuntungan yang besar dengan bermain di IONQQ.GAMES

    BalasHapus