Kamis, 25 Juli 2013

Keselamatan dan Kasih Karunia.

(Bagian Kelima dari Studi Sistematis tentang Pokok Keselamatan)

oleh Pendeta Eric Chang

Hari ini, kita akan meneliti pokok tentang kasih karunia. Apakah kasih karunia itu? Kita sering diberitahu bahwa, "Kita diselamatkan hanya oleh kasih karunia!" Memang pernyataan itu sangat benar! Namun apakah arti dari kasih karunia?
Pada lazimnya, kasih karunia dijelaskan sebagai anugerah gratis. Kasih karunia Allah berarti Allah memberi hadiah gratis kepada Anda. Lalu, apakah anugerah gratis tersebut? Anugerah itu adalah keselamatan. Apakah yang kita maksudkan dengan ini?
Kasih karunia dipakai untuk menggambarkan dua hal yang sebetulnya sangat berbeda. Dietrich Bonhoeffer, di dalam bukunya yang sangat bagus "The Cost of Discipleship (Harga Pemuridan)" membahas tentang 'kasih karunia yang murahan (cheap grace)' dan 'kasih karunia yang mahal (costly grace)'. Apakah yang Bonhoeffer maksudkan dengan 'kasih karunia murahan'? 'Kasih karunia murahan' menurut Bonhoeffer adalah jenis kasih karunia, yang berisi ajaran tentang keselamatan di mana Anda tidak perlu bertobat. Anda perlu 'percaya', namun tidak jadi masalah jika Anda tidak bertobat. Anda tidak perlu menjalani kehidupan yang kudus. Anda tidak perlu menjadi seorang murid. Salib adalah hal yang tidak perlu Anda pikul. Anda tidak perlu memikul salib karena Yesus telah mati di kayu salib, jadi dialah yang memikul salib itu, Anda tidak perlu memikul apa-apa. Ini adalah ajaran kasih karunia yang menyangkal ajaran Yesus yang berkata, "Siapa yang mau mengikut Aku, dia harus memikul salibnya dan mengikut Aku" (Luk 9:23 dan ayat  lainnya). Singkatnya, ini adalah kasih karunia yang tidak menuntut pengorbanan apa-apa dari seseorang.
Itulah yang disebut sebagai 'kasih karunia murahan' oleh Bonhoeffer: kasih karunia yang tidak menuntut pertobatan. Pertobatan itu bukan hal yang murah begitu Anda tahu apa arti pertobatan itu. Pertobatan bukan sekadar penyesalan atas dosa Anda. Kata 'pertobatan' di dalam bahasa Yunani berarti perubahan sikap hati, perubahan akal budi dan perubahan cara pandang. Ini berarti suatu pembalikan 180 derajat. Akan tetapi 'kasih karunia murahan' tidak menekankan satupun dari hal-hal tersebut. Kasih karunia jenis yang ini memasang diskon 50%, bahkan sampai 80%.
Sering sekali, keselamatan dikhotbahkan dengan cara seperti itu, yaitu bahwa Allah mengobral keselamatan seperti Sinterklas membagikan hadiah kepada anak-anak di jalanan. Kita diberitahu bahwa iman itu berarti kita tinggal mengulurkan tangan dan menerima keselamatan itu. Iman didefinisikan sekadar sebagai suatu tindakan mengulurkan tangan untuk menerima hadiah dari Allah. Kita berulang kali diberitahu: keselamatan tidak membutuhkan biaya apa-apa! Keselamatan itu gratis! Murah. Apakah itu yang diajarkan oleh Firman Allah? Itukah keselamatan?
Terdapat dua macam kekeliruan di dalam ajaran ini. Pertama: kasih karunia itu sebenarnya sangatlah mahal. Luar biasa mahalnya bagi Allah dan juga luar biasa mahal bagi kita. Itulah ajaran dari Alkitab. Yang kedua adalah bahwa keselamatan itu bukanlah hadiah yang datang sebagai paket buat Anda. Anda memperoleh keselamatan hanya jika Anda menerima Yesus Kristus sebagai Tuan dan Raja atas kehidupan Anda. Keselamatan bukanlah sekadar sesuatu hal yang dibeli oleh Kristus di kayu salib, lantas sekarang dia bagi-bagikan kepada Anda. Itu bukanlah ajaran dari Alkitab. Saya akan menguraikan kedua hal ini.

'Kasih karunia' adalah kata yang khas digunakan oleh rasul Paulus
Pertama-tama, mari kita teliti pemakaian kata 'kasih karunia' ini di dalam Alkitab. Kata ini paling sering dipakai oleh rasul Paulus. Rasul Paulus memakai kata ini sampai 100 kali. Di dalam tulisan Pauline - yaitu, tulisan-tulisan para pengikut atau murid Paulus seperti Kisah Para Rasul dan Lukas, kata ini muncul sebanyak 25 kali. Surat Ibrani, yang juga merupakan tulisan Pauline, memuat kata ini sebanyak 8 kali. Ini berarti bahwa dari total 155 kali kemunculan kata ini di dalam Perjanjian Baru, sebanyak 133 kali kata ini muncul di dalam tulisan Paulus dan Pauline.
Rasul Yohanes justru sangat jarang memakai kata 'kasih karunia' ini. Di sepanjang Injil Yohanes kata 'kasih karunia' hanya muncul 4 kali. Di dalam kitab Wahyu, kata ini muncul hanya 2 kali. Dan di dalam ketiga surat rasul Yohanes, kata ini hanya muncul sekali. Artinya, di dalam 5 tulisan penting rasul Yohanes, kata 'kasih karunia' hanya muncul 7 kali. Di dalam Injil Matius dan Injil Markus, kata kasih karunia bahkan tidak muncul sama sekali.
Kesimpulan dari analisis statistik ini adalah bahwa kata 'kasih karunia' secara khusus merupakan ciri tulisan Paulus. Artinya, jika rasul Yohanes ingin membahas tentang kasih karunia, dia akan memakai kata lain ketimbang 'kasih karunia'. Kata kasih karunia bukan kata yang lazim dia gunakan.

Kasih karunia berarti kasih Allah kepada kita
Kata apa yang dipakai oleh rasul Yohanes sebagai ganti kata 'kasih karunia (grace)'? Yohanes memakai kata 'kasih (love)'. Jadi kata 'kasih karunia' di dalam tulisan Paulus adalah kata 'kasih' di dalam tulisan Yohanes. Demikianlah perbandingannya. Di Injil Yohanes, misalnya, dia memakai kata 'kasih' sebanyak 36 kali. Di dalam 3 suratnya yang singkat, rasul Yohanes memakai kata 'kasih' sebanyak 31 kali. Jika kita mencermati dan merangkum semua uraian ini, hal ini akan membantu kita untuk memahami apa arti kasih karunia. Kasih karunia (grace) itu berarti kasih (love) - yakni kasih Allah kepada kita.
Jika kita beralih ke Titus 3:4, dan meneliti seluruh bagian ayat-ayat 4-7, kita akan menemukan makna yang lebih lengkap tentang kasih karunia. Di sana tertulis:
Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.
Ini adalah ayat-ayat yang sangat indah dan penting yang secara langsung berkaitan dengan keselamatan kita. Saat kita menganalisa ayat-ayat ini, kita melihat beberapa hal. Ayat 7 berbicara tentang kasih karunia: kita dibenarkan oleh kasih karuniaNya. Di ayat 5, kita melihat bahwa kasih karunia itu bermakna rahmat (mercy = belas kasihan, rahmat). Dan jika kita telusuri balik ke ayat 4, kita melihat bahwa kasih karunia ini bermakna kemurahan (goodness = kebaikan, kemurahan) dan kasih (loving kindness = kasih kebaikan, kasih), dengan demikian, kita mendapati definisi kasih karunia yang lebih lengkap. Sangatlah penting untuk memahami makna kasih karunia karena oleh kasih karunialah kita diselamatkan.
Namun apakah uraian tadi telah membawa pemahaman kita cukup mendalam? Mengertikah Anda sekarang apa makna kasih karunia itu? Ternyata kita masih saja belum mendapat kejelasan karena yang kita dapatkan hanyalah pemakaian kata-kata yang berganti-ganti, dan kita tidak yakin apakah kita lebih mengerti makna kata yang satu dibandingkan yang lain. Untuk saat ini, kasih karunia berarti rahmat (mercy), namun hal ini hanya membangkitkan pertanyaan berikutnya, apa arti rahmat (mercy) itu? Dan kasih karunia berarti kasih (loving kindness), namun apakah arti kasih (loving kindness) itu? Kita perlu teruskan penelusuran kita. Saat kita lanjutkan penelitian kita, kita mulai temukan hal yang sangat berharga.

Kasih karunia adalah apa yang telah Allah kerjakan bagi kita lewat Kristus
Apakah kasih karunia menurut Alkitab? Kasih karunia adalah ketika Allah mengutus Yesus demi kepentingan kita. Mengertikah kita apa yang telah Yesus alami demi kita? Jika kita pernah menderita sebagian kecil saja dari apa yang telah Yesus alami, mungkin kita akan mengerti. Persoalan yang melanda kekristenan adalah bahwa kita belum cukup mengerti pengorbanan yang telah dilakukan oleh Allah lewat Kristus bagi kita. Banyak hal yang hanya sekadar kata-kata saja bagi kita. Belum ada keinsyafan di dalam hati, yang ada hanya fakta di kepala.
Tidak ada kasih karunia yang murahan. Apa yang terjadi pada Yesus dalam rangka mengerjakan keselamatan kita? Apa yang terjadi padanya? Dia diserang, difitnah, yang dalam istilah Alkitab disebut dengan "bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa" [Ibr 12:3]. Wajahnya diludahi: Diludahi wajahnya! Di pengadilan, bahkan ada orang yang menampar wajahnya - menampar wajah Raja segala raja! Saya tidak tahu orang yang menampar tersebut akan menaruh tangannya ke mana pada Hari Penghakiman nanti. Akan tetapi Yesus mengampuni mereka dengan sukarela karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat [Luk 23:34]. Pengampunan itu penuh dengan pengorbanan. Kasih karunia itu melibatkan pengampunan dan pengampunan itu selalu mahal. Pernahkah Anda mencoba untuk mengampuni orang lain secara tulus padahal orang tersebut telah melukai hati Anda dengan sangat mendalam? Pernahkah Anda ditampar di wajah Anda dan mencoba untuk mengampuni orang tersebut? Anda merasa bahwa harga diri Anda telah dihina dan direndahkan. Susahnya setengah mati untuk mengampuni orang tersebut. Akan tetapi hal yang luar biasa dari Yesus adalah bahwa dengan sukarela dia menerima semua itu. Dia melangkah ke kayu salib dan menanggung penyaliban itu. Jangankan kematian, pernahkah Anda menanggung penghinaan dan menanggung penderitaan demi Kristus? Semakin maju langkah Anda di dalam kehidupan Kristen, akan semakin berharga Yesus di mata Anda saat Anda renungkan semua yang telah dia lakukan demi kita.
Apakah kita dapat memahami pergumulan Yesus di taman Getsemani? Kita tidak mungkin dapat memahami kepedihan yang dia tanggung. Di kayu salib, dia mencurahkan dirinya bagi kita, sampai dengan tetas darah yang terakhir - tetes demi tetes - yang mengalir keluar dari setiap lukanya. Tak ada bentuk hukuman mati yang lebih kejam daripada penyaliban. Akan tetapi, bentuk paling kejam yang bisa dibayangkan oleh manusia itu, mereka sediakan untuk Anak Allah. Namun penderitaan apakah yang pernah kita tanggung demi kebenaran? Tahukah kita apa harga kasih karunia ini bagi Yesus? Jika kita memahaminya, kita tidak akan menawarkan keselamatan yang murahan.

Kasih karunia adalah komitmen total Allah kepada kita melalui Yesus
Berdasarkan uraian ini, saya ingin merangkum makna 'kasih karunia' dalam satu ungkapan. Apakah yang telah dilakukan oleh Allah dan Yesus, Juruselamat kita di dalam uraian tadi? Kita bisa merangkum semua itu dalam satu ungkapan: Kasih karunia adalah komitmen total Allah kepada kita lewat karya keselamatan yang dilakukanNya melalui Kristus. Sekarang kita telah sampai pada definisi yang alkitabiah tentang kasih karunia.
Saat saya mengamati hidup dan kematian Yesus, saya mulai memahami arti kasih karunia. Saat saya menatap paku yang menancap di tangan dan kakinya, saya mulai mengerti apa arti 'kasih karunia'. Kasih karunia adalah komitmen total Allah kepada saya melalui Yesus. Seperti yang disampaikan oleh Paulus di dalam Roma 8:32, "Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua." Apa lagi yang Allah pertahankan dari kita? Hal apa lagi yang bisa diberikan oleh Allah, yang belum Dia berikan kepada kita?
Namun ada orang dunia yang berkata, "Apa yang dikerjakan oleh Allah untuk menyelamatkan dunia dari kekacauan ini?" Mereka mengatakan hal ini karena mereka tidak pernah diajarkan tentang apa itu kasih karunia. Apa yang perlu dilakukan, sudah dikerjakan oleh Allah. Dan Dia masih mengerjakannya. Dan Dia akan menyelesaikannya!
Tidak ada hal yang Allah pertahankan dari kita. Dia telah memberikan segala yang bisa diberikan. Tak ada kasih yang memberi diri, begitu murni dan tidak egois seperti ini di antara manusia. Dan disaat kita sudah memahami kasih karunia, hal apa lagi masih masih bisa kita keluhkan di dalam hidup kita? Siapa dari antara kita yang masih berani membuka mulut kita untuk menggerutu dan mengeluh? Kasih karunia terlihat ketika Allah memberikan diriNya kepada kita melalui AnakNya. itulah kasih karunia! Mengunakan kata-kata Paulus di dalam Galatia 2:20, "... Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." Hal yang sangat penting untuk dipahami  adalah bahwa kasih karunia itu terlihat ketika Kristus secara langsung memberi dirinya kepada saya.

Kristus bukanlah sekadar sarana untuk mencapai tujuan
Kasih karunia Allah itu tersedia hanya di dalam Kristus karena Kristus itulah kasih karunia Allah kepada kita. Tidak ada keselamatan di luar Kristus. Kita sering mendengar bahwa keselamatan adalah hadiah yang kita terima dari Allah. Dan hadiah ini dijamin dengan kematian Kristus. Penting bagi kita umtuk bisa membedakan apa tujuan akhirnya dan bagaimana kita mencapainya. Banyak orang yang menjadi Kristen karena mereka menghendaki keselamatan. Jadi, untuk mendapatkan keselamatan, iman di dalam Kristus dijadikan alat atau sarana untuk mencapai keselamatan itu. Ini cara berpikir yang sangat berbahaya karena itu berarti bahwa Yesus bukan tujuan Anda. Yesus tidak menjadi tujuan Anda; Dia hanya dijadikan alat untuk mencapai tujuan.
Sebagai contoh, anggaplah saya memiliki satu kaleng buah segar atau apapun isinya itu. Saya tidak bisa mendapatkan isinya karena gigi saya tidak cukup kuat untuk membuka kalengnya. Jadi, yang saya butuhkan adalah alat untuk membuka kaleng. Demikianlah, tujuan saya adalah apa yang ada di dalam kaleng itu. Pembuka kaleng adalah alat untuk mendapatkan apa yang saya inginkan itu. Pembuka kaleng sangatlah penting karena gigi saya tidak cukup kuat untuk membuka kaleng itu. Jadi, saya ambil pembuka kaleng itu dan membuka kalengnya. Setelah saya bisa membuka kalengnya, apakah saya masih membutuhkan alat pembukanya? Tidak lagi. Saya hanya berminat pada isi kaleng tersebut. Begitu kaleng itu terbuka, saya bisa melupakan alat pembukanya.
Atau, pikirkanlah seperti ini. Jembatan adalah alat yang penting untuk menyeberang, namun begitu Anda sampai ke seberang - Anda tidak membutuhkan jembatan lagi, dengan asumsi bahwa Anda tidak akan menyeberang kembali ke tempat semula. Jadi, jika ada teroris yang datang dan meledakkan jembatan, Anda bisa berkata, "Hal itu tidak berarti lagi buatku. Aku sudah di seberang."
Atau, dengan cara lain. Anda sedang sakit parah. Ada orang yang berkata, "Oh, Anda perlu pergi ke dokter." Jadi, dokter penting bagi Anda. Mengapa? Karena dialah alat bagi kesembuhan Anda. Namun begitu Anda sembuh kembali, apakah Anda memerlukan dokter lagi? Anda bisa berkata, "Selamat tinggal, dokter! Terima kasih! Aku akan selalu mengenangmu. Aku akan selalu mengenang kebaikanmu, terutama karena tagihanmu yang menakutkan itu, namun aku tidak memerlukanmu lagi." Inilah bedanya memperlakukan sesuatu sebagai sarana untuk mencapai tujuan dengan memperlakukan sesuatu sebagai tujuan. Dapatkah Anda membedakan keduanya 
Hal apa yang membuat Anda tertarik menjadi Krisen? "Yah, aku takut mati! Dan yang terutama, aku takut masuk neraka. Jadi, aku perlu Yesus datang menyelamatkanku dari neraka. Aku juga terganggu dengan rasa bersalah. Aku perlu Yesus untuk menolongku dan menyelamatkan aku dari tekanan rasa bersalah yang membuat hidupku menderita. Namun sekarang aku diselamatkan dan memiliki hidup yang kekal. Aku tidak akan pernah binasa; lalu untuk apa lagi Anda membutuhkan Yesus?" Jika Anda sekarang sudah mencapai tujuan Anda dalam mendapatkan jaminan tempat di surga, Anda tidak memerlukan Yesus lagi, bukanlah demikian? Inilah yang dimaksudkan dengan memperlakukan Yesus sebagai suatu sarana untuk mencapai tujuan!
Dapatkah Anda melihat kesalahan halus dan bahaya terselubung yang diakibatkan oleh ajaran yang sedemikian? Apakah kita melihat gereja mempunyai ketergantungan terus menerus pada Yesus? Atau apakah yang kita lihat adalah gereja-gereja yang menganggap bahwa Yesus adalah sarana untuk mencapai keselamatan, dan setelah Anda memperoleh keselamatan, Anda tidak memerlukan Yesus lagi.
Keselamatan menjadi milik kita selama kita memiliki Kristus
Jika Anda memperlakukan Yesus hanya sebagai sarana untuk mencapai keselamatan, maka Anda tidak akan memperoleh keselamatan. Karena Anda belum memahami makna kasih karunia dan juga keselamatan itu sendiri. Kita tidak boleh memperalat Yesus sebagai suatu sarana untuk mendapatkan keselamatan. Yang menjadi tujuan kita adalah Yesus karena Allah, di dalam hikmatNya, telah menaruh keselamatan selalu dan hanya di dalam Kristus! Anda hanya akan memperoleh keselamatan selama Anda berada di dalam Kristus. Pada saat Anda menyingkirkan Yesus, maka Anda tidak memperoleh keselamatan karena dengan menyingkirkan Yesus berarti Anda menyingkirkan keselamatan. Anda tidak boleh sama sekali meninggalkan Yesus seperti Anda meninggalkan pembuka kaleng. Anda sama sekali tidak boleh berkata, "Aku sudah mendapatkan apa yang kuinginkan, jadi, terima kasih, Yesus. Aku akan selalu bersyukur kepadamu, akan tetapi sekarang aku tidak membutuhkanmu."
Apakah bagi Anda Yesus lebih berharga daripada keselamatan Anda? Bagi rasul Paulus, keselamatan itu bukan hal yang sangat berharga bagi dia. Karena inilah dia bisa mengucapkan pernyataan yang luar biasa di dalam Rom 9:3, "Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani." "Jika dengan memasukkanku ke neraka bisa menyelamatkan jemaat, maka masukkanlah aku ke neraka." Itulah pemikiran Paulus. Keselamatan  itu sendiri tidak pernah menjadi hal yang sangat berharga bagi dia. Dia bukan jenis orang yang hanya mau menyelamatkan dirinya sendiri, sekalipun itu diri rohaninya. Dia adalah jenis orang yang bersedia mengikuti kebenaran, ke manapun kebenaran itu membawanya. Akan tetapi pemberitaan Injil sekarang ini telah memenuhi gereja dengan kumpulan orang-orang yang hanya peduli dengan keselamatan pribadinya. Mereka tak peduli jika orang lain di dunia ini pergi ke neraka, asal dia selamat, hanya itu yang dia pedulikan. Orang semacam itu bahkan tidak tahu apa arti kasih karunia.
Bagi saya, dan saya harap juga bagi Anda, kita akan mengikut Yesus karena dia adalah mutiara yang paling berharga. Yang penting bagi kita adalah Yesus bukan sekadar menginginkan keselamatan. Apa yang mau saya kerjakan di surga? Apa daya tarik surga bagi saya? Tidak ada daya tariknya bagi saya. Satu-satunya alasan mengapa saya tertarik dengan surga adalah karena Yesus ada di sana. Jika Yesus tidak ada di sana, siapa yang mau pergi ke surga? Apa yang akan saya kerjakan di surga? Saya tidak tertarik pada surga jika bukan karena Yesus ada di sana.
Siapa yang mau hidup selamanya? Kadang kala hidup ini terasa terlalu lama. Ada sangat banyak orang yang ingin mengakhiri hidupnya di dunia ini. Nyaris tak tertahankan bagi mereka untuk menjalani hidup sampai 70 tahun. Dan Anda ingin menyuruh mereka untuk hidup selama-lamanya? Namun cara Injil diberitakan sekarang hanya menarik satu tipe orang: orang yang takut mati. Dengan khotbah semacam ini, kita telah membuat gereja penuh dengan kumpulan orang-orang yang luar biasa egois! Orang-orang yang hanya ingin menyelamatkan dirinya sendiri!
Tidak bisa begitu. Seorang Kristen adalah orang yang mengerti apa arti kasih karunia; apa arti kasih. Ketika saya mengamati Yesus, saya mulai mengerti. Untuk pertama kalinya, saya mulai mengerti apa itu keindahan, apa itu kebaikan, apa arti tujuan hidup.
Saya dibesarkan di tengah peperangan. Hal yang saya ingat semasa kecil adalah mayat-mayat di jalanan kota Shanghai; mati kelaparan, kedinginan, terbunuh - setiap saat ada mayat. Itulah gambaran kehidupan anak yang dibesarkan di masa perang. Dan sering kali, saya bertanya-tanya, "Apakah arti kehidupan ini? Apakah mereka bertumbuh dewasa hanya untuk bergelimpangan di atas tanah?" Jika ada orang yang berkata, "Aku akan memberimu hidup yang kekal," maka saya akan berkata, "Terima kasih! Saya sudah muak dengan hidup yang saya miliki." Namun saat saya mulai melihat keindahan Allah di wajah Yesus Kristus, saya mendapati bahwa hidup itu sangat bermakna dan hal itu menarik minat saya. Saya mulai mengerti bahwa hidup tidak harus sesia-sia ini.

Hanya Yesus yang memberi arti bagi keselamatan
Jadi saya sampaikan sekali lagi, saya tidak begitu berminat pada hanya sekadar keselamatan. Saya tidak berminat pada hal itu. Saya justru tertarik kepada Yesus! Hanya jika saya memahami Yesus, baru saya mulai mengerti arti keselamatan. Dialah yang memberi arti bagi keselamatan. Keselamatan itu sendiri tidak ada artinya. Saya tidak menjadi Kristen karena alasannya adalah takut mati. Tak seorangpun yang bisa menakut-nakuti saya untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Namun ketika saya melihat Yesus, maka mata saya mulai terbuka. Saya mulai mengerti makna kasih karunia. Betapa indahnya kasih karunia itu! Baru saya mengerti betapa berharganya dia.
Keselamatan sepenuhnya merupakan kasih karunia karena keselamatan itu sepenuhnya oleh Allah lewat Kristus. Saya tidak bisa diselamatkan oleh apapun selain Allah. Jangan pernah memperlakukan Yesus sebagai sarana untuk memperoleh keselamatan. Allah melarang hal itu! Periksalah hati Anda di hadapan Allah dan tanyalah diri Anda apakah yang menjadi motivasi Anda menjadi orang Kristen. Jika Anda menjadi Kristen hanya untuk menyelamatkan roh Anda sendiri, sobat, berarti Anda berada di jalur yang salah karena Anda tidak mengasihi kebenaran, Anda hanya mengasihi diri Anda sendiri. Orang yang mengasihi kebenaran tidak kuatir pada apa yang terjadi pada dirinya. Mungkin Anda dulu memperlakukan Yesus sebagai alat saja. Allah bisa memaafkan hal itu, jika Anda beranjak dari posisi itu, dan berkata, "Tuhan, maafkan saya, saya telah memperlakukan engkau sekadar sebagai sarana untuk kepentingan saya pribadi. Sekarang saya serahkan diri saya sepenuhnya kepadamu." Itulah sebabnya mengapa iman tidak pernah bisa menjadi iman yang sejati jika bukan merupakan komitmen yang total pada Allah. Iman berarti menempatkan diri sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan setiap waktu, bukan sekadar di suatu titik di masa lalu.

Diselamatkan hanya oleh kasih karunia!
Satu poin terakhir. Saya telah berulang kali menegaskan bahwa kita diselamatkan oleh kasih karunia. Kita bahkan tidak diselamatkan oleh iman kita. Iman kita tidak menyelamatkan kita. Allah-lah yang menyelamatkan kita.
Saya akan memakai satu ilustrasi untuk menunjukkan bahwa kita diselamatkan oleh kasih karunia. Jika Anda sakit parah, dapatkah Anda menyelamatkan diri Anda sendiri? Saya akan memakai ilustrasi yang sederhana - tentang penyakit usus buntu. Penyakit usus buntu pada awalnya mungkin tidak berbahaya, namun jika tidak ditangani, Anda bisa masuk ke dalam kondisi yang parah, yaitu peritonitis (radang usus buntu). Saat usus buntu telah meradang, Anda bisa mati. Bisakah Anda menyelamatkan diri Anda sendiri? Anda bisa, jika Anda tahu bagaimana cara membedah perut Anda sendiri dan membuang usus buntu Anda. Saat demam yang tinggi, saya ragu apakah seorang dokter ahli bisa membedah dirinya sendiri. Jadi, Anda tidak bisa menyelamatkan diri Anda sendiri. Anda benar-benar bergantung pada dokter untuk berbuat sesuatu bagi Anda. Penanganan masalah ini benar-benar bergantung pada kasih karunia si dokter.
Iman yang menyelamatkan: menempatkan diri Anda sepenuhnya ke dalam tangan Allah
Apa artinya Anda memiliki iman? Iman itu berarti bahwa Anda menyerahkan diri Anda ke dalam tangan Allah untuk melakukan apapun yang Dia pandang perlu. Iman berarti menempatkan diri Anda sepenuhnya di dalam kemurahanNya. Dia bisa melakukan apapuan yang Dia kehendaki atas diri Anda. Anda mempercayai Dia sepenuhnya. Iman berarti menyerahkan diri Anda sepenuhnya, menempatkan diri Anda ke dalam tanganNya. Namun tindakan menyerahkan diri Anda ke dalam tanganNya itu tidaklah menyelamatkan diri Anda. Iman baru bisa menyelamatkan Anda jika iman Anda bisa membuang usus buntu tersebut. Jika iman Anda bisa menyelamatkan Anda, maka Anda tidak memerlukan dokter. Iman berarti Anda menempatkan diri Anda sepenuhnya ke dalam kemurahanNya. Iman berarti pengakuan seutuhnya bahwa Anda tidak bisa menyelamatkan diri Anda. Jika iman bisa menyelamatkan Anda, maka Anda tidak memerlukan dokter. Iman selalu ditujukan kepada pihak lain; iman berarti Anda, sama seperti seorang pasien, menyerahkan diri Anda ke dalam tangan Allah sepenuhnya dan tanpa syarat, "Tuhan, Engkau boleh mengerjakan apapun yang Kau kehendaki. Lakukanlah apapun yang Kau pandang perlu untuk dikerjakan atasku. Jika Engkau harus membedahku, bedahlah. Terasa sakit, akan tetapi memang perlu dikerjakan."
Itu sebabnya mengapa iman itu berarti komitmen total - berserah sepenuhnya ke dalam tanganNya. Iman bukan sekadar mempercayai beberapa hal sebagai suatu fakta. Saya bisa saja terus menerus percaya bahwa dokter ini mampu mengangkat usus buntu saya. Namun hal itu sama sekali tidak menolong. Fakta bahwa saya mempercayai kemampuannya dalam membuang usus buntu saya tidak membuat usus buntu saya terangkat. Saya harus menyerahkan diri saya kepadanya. Itulah hal yang harus saya lakukan - tak boleh kurang dari itu. Jika iman Anda hanya sekadar kepercayaan bahwa Yesus telah mati bagi Anda, maka hal itu tidak akan menyelamatkan Anda. Itu hanya langkah pertama, namun masih harus diambil langkah-langkah berikutnya. Anda harus menyerahkan diri Anda sepenuhnya ke dalam tangan Allah, dan berkata, "Ini saya, Tuhan. Saya sepenuhnya menjadi milikMu. Lakukanlah apapun yang Kau kehendaki atas diri saya." Itulah iman yang menyelamatkan! Yang saya maksudkan dengan iman yang menyelamatkan, bukan berarti bahwa iman tersebut yang menyelamatkan Anda; Allah-lah yang menyelamatkan Anda karena Anda menaruh diri Anda ke dalam tanganNya. Dokter terbaik di dunia pun tidak akan bisa menolong Anda jika Anda tidak memberikan diri Anda kepadanya. Jika Anda berkata kepadanya, "Saya tidak mau Anda dibedah!" Nah, dia tidak akan menyeret Anda ke meja operasi. Dia tidak akan melakukan hal itu. Allah bisa menyelamatkan Anda akan tetapi Dia tidak akan memaksakan keselamatan tersebut pada Anda. Anda tidak akan mengerti apa arti keselamatan di dalam hidup Anda sebelum Anda menyerahkan diri Anda sepenuhnya ke dalam tanganNya.
Menyerahkan diri Anda sepenuhnya ke dalam tanganNya, apakah hal ini hal yang murah atau sangat mahal? Jika Anda percayakan diri Anda sepenuhnya ke dalam penanganan dokter, apakah ini tindakan yang mudah atau sukar? Apakah ini hal yang sangat mahal atau murah? Saat Anda serahkan diri Anda ke dalam penanganan dokter, Anda sedang mempertaruhkan nyawa Anda di dalam tindakan itu! Jika dia salah bertindak, maka Anda bisa kehilangan nyawa! Sekarang Anda bisa melihat betapa kasih karunia itu tidak murah bagi Allah dan juga bagi Anda.
Pertanyaan lain yang perlu diajukan adalah: saat Anda menjadi Kristen, apakah Anda memperlakukan Yesus sekadar sebagai alat untuk mendapatkan keselamatan, atau, apakah dia sendiri yang merupakan tujuan yang hendak Anda raih? Jika Anda hanya sekadar ingin memperalat Yesus untuk menjamin tempat bagi Anda di surga, lupakan saja, sobat, karena Anda tak akan pernah sampai ke sana! Kedua, dalam hal menerima kasih karunia: Apakah kasih karunia itu murah atau sangat mahal bagi Anda? Jika menurut Anda murah, saya kuatir kalau yang Anda terima itu barang yang salah; bukan kasih karunia Allah. Akan tetapi jika kasih karunia itu menuntut pengorbanan diri Anda, di mana Anda harus menyerahkan diri Anda sepenuhnya ke dalam tangan Allah, maka Anda sedang berada di jalur yang benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar