(Bagian Kelima dari Studi Sistematis tentang Pokok Keselamatan)
oleh Pendeta Eric Chang
Hari ini,
kita akan meneliti pokok tentang kasih karunia. Apakah kasih karunia
itu? Kita sering diberitahu bahwa, "Kita diselamatkan hanya oleh kasih
karunia!" Memang pernyataan itu sangat benar! Namun apakah arti dari
kasih karunia?
Pada
lazimnya, kasih karunia dijelaskan sebagai anugerah gratis. Kasih
karunia Allah berarti Allah memberi hadiah gratis kepada Anda. Lalu,
apakah anugerah gratis tersebut? Anugerah itu adalah keselamatan. Apakah
yang kita maksudkan dengan ini?
Kasih
karunia dipakai untuk menggambarkan dua hal yang sebetulnya sangat
berbeda. Dietrich Bonhoeffer, di dalam bukunya yang sangat bagus "The
Cost of Discipleship (Harga Pemuridan)" membahas tentang 'kasih
karunia yang murahan (cheap grace)' dan 'kasih karunia yang mahal
(costly grace)'. Apakah yang Bonhoeffer maksudkan dengan 'kasih
karunia murahan'? 'Kasih karunia murahan' menurut Bonhoeffer adalah
jenis kasih karunia, yang berisi ajaran tentang keselamatan di mana Anda
tidak perlu bertobat. Anda perlu 'percaya', namun tidak jadi masalah
jika Anda tidak bertobat. Anda tidak perlu menjalani kehidupan yang
kudus. Anda tidak perlu menjadi seorang murid. Salib adalah hal yang
tidak perlu Anda pikul. Anda tidak perlu memikul salib karena Yesus
telah mati di kayu salib, jadi dialah yang memikul salib itu, Anda tidak
perlu memikul apa-apa. Ini adalah ajaran kasih karunia yang menyangkal
ajaran Yesus yang berkata, "Siapa yang mau mengikut Aku, dia harus
memikul salibnya dan mengikut Aku" (Luk 9:23 dan ayat lainnya).
Singkatnya, ini adalah kasih karunia yang tidak menuntut pengorbanan
apa-apa dari seseorang.
Itulah yang
disebut sebagai 'kasih karunia murahan' oleh Bonhoeffer: kasih karunia
yang tidak menuntut pertobatan. Pertobatan itu bukan hal yang murah
begitu Anda tahu apa arti pertobatan itu. Pertobatan bukan sekadar
penyesalan atas dosa Anda. Kata 'pertobatan' di dalam bahasa Yunani
berarti perubahan sikap hati, perubahan akal budi dan perubahan cara
pandang. Ini berarti suatu pembalikan 180 derajat. Akan tetapi 'kasih
karunia murahan' tidak menekankan satupun dari hal-hal tersebut. Kasih
karunia jenis yang ini memasang diskon 50%, bahkan sampai 80%.
Sering
sekali, keselamatan dikhotbahkan dengan cara seperti itu, yaitu bahwa
Allah mengobral keselamatan seperti Sinterklas membagikan hadiah kepada
anak-anak di jalanan. Kita diberitahu bahwa iman itu berarti kita
tinggal mengulurkan tangan dan menerima keselamatan itu. Iman
didefinisikan sekadar sebagai suatu tindakan mengulurkan tangan untuk
menerima hadiah dari Allah. Kita berulang kali diberitahu: keselamatan
tidak membutuhkan biaya apa-apa! Keselamatan itu gratis! Murah. Apakah
itu yang diajarkan oleh Firman Allah? Itukah keselamatan?
Terdapat
dua macam kekeliruan di dalam ajaran ini. Pertama: kasih karunia itu
sebenarnya sangatlah mahal. Luar biasa mahalnya bagi Allah dan juga luar
biasa mahal bagi kita. Itulah ajaran dari Alkitab. Yang kedua adalah
bahwa keselamatan itu bukanlah hadiah yang datang sebagai paket buat
Anda. Anda memperoleh keselamatan hanya jika Anda menerima Yesus Kristus
sebagai Tuan dan Raja atas kehidupan Anda. Keselamatan bukanlah sekadar
sesuatu hal yang dibeli oleh Kristus di kayu salib, lantas sekarang dia
bagi-bagikan kepada Anda. Itu bukanlah ajaran dari Alkitab. Saya akan
menguraikan kedua hal ini.
'Kasih
karunia' adalah kata yang khas digunakan oleh rasul Paulus
Pertama-tama, mari kita teliti pemakaian kata 'kasih karunia' ini di
dalam Alkitab. Kata ini paling sering dipakai oleh rasul Paulus. Rasul
Paulus memakai kata ini sampai 100 kali. Di dalam tulisan Pauline -
yaitu, tulisan-tulisan para pengikut atau murid Paulus seperti Kisah
Para Rasul dan Lukas, kata ini muncul sebanyak 25 kali. Surat Ibrani,
yang juga merupakan tulisan Pauline, memuat kata ini sebanyak 8 kali.
Ini berarti bahwa dari total 155 kali kemunculan kata ini di dalam
Perjanjian Baru, sebanyak 133 kali kata ini muncul di dalam tulisan
Paulus dan Pauline.
Rasul
Yohanes justru sangat jarang memakai kata 'kasih karunia' ini. Di
sepanjang Injil Yohanes kata 'kasih karunia' hanya muncul 4 kali. Di
dalam kitab Wahyu, kata ini muncul hanya 2 kali. Dan di dalam ketiga
surat rasul Yohanes, kata ini hanya muncul sekali. Artinya, di dalam 5
tulisan penting rasul Yohanes, kata 'kasih karunia' hanya muncul 7 kali.
Di dalam Injil Matius dan Injil Markus, kata kasih karunia bahkan tidak
muncul sama sekali.
Kesimpulan
dari analisis statistik ini adalah bahwa kata 'kasih karunia' secara
khusus merupakan ciri tulisan Paulus. Artinya, jika rasul Yohanes ingin
membahas tentang kasih karunia, dia akan memakai kata lain ketimbang
'kasih karunia'. Kata kasih karunia bukan kata yang lazim dia gunakan.
Kasih
karunia berarti kasih Allah kepada kita
Kata apa
yang dipakai oleh rasul Yohanes sebagai ganti kata 'kasih karunia (grace)'?
Yohanes memakai kata 'kasih (love)'. Jadi kata 'kasih karunia' di
dalam tulisan Paulus adalah kata 'kasih' di dalam tulisan Yohanes.
Demikianlah perbandingannya. Di Injil Yohanes, misalnya, dia memakai
kata 'kasih' sebanyak 36 kali. Di dalam 3 suratnya yang singkat, rasul
Yohanes memakai kata 'kasih' sebanyak 31 kali. Jika kita mencermati dan
merangkum semua uraian ini, hal ini akan membantu kita untuk memahami
apa arti kasih karunia. Kasih karunia (grace) itu berarti kasih (love)
- yakni kasih Allah kepada kita.
Jika kita
beralih ke Titus 3:4, dan meneliti seluruh bagian ayat-ayat 4-7, kita
akan menemukan makna yang lebih lengkap tentang kasih karunia. Di sana
tertulis:
Tetapi
ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada
manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena
perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh
permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh
Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus,
Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih
karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan
kita.
Ini adalah
ayat-ayat yang sangat indah dan penting yang secara langsung berkaitan
dengan keselamatan kita. Saat kita menganalisa ayat-ayat ini, kita
melihat beberapa hal. Ayat 7 berbicara tentang kasih karunia: kita
dibenarkan oleh kasih karuniaNya. Di ayat 5, kita melihat bahwa
kasih karunia itu bermakna rahmat (mercy = belas
kasihan, rahmat). Dan jika kita telusuri balik ke ayat 4, kita melihat
bahwa kasih karunia ini bermakna kemurahan (goodness =
kebaikan, kemurahan) dan kasih (loving kindness = kasih
kebaikan, kasih), dengan demikian, kita mendapati definisi kasih karunia
yang lebih lengkap. Sangatlah penting untuk memahami makna kasih karunia
karena oleh kasih karunialah kita diselamatkan.
Namun
apakah uraian tadi telah membawa pemahaman kita cukup mendalam?
Mengertikah Anda sekarang apa makna kasih karunia itu? Ternyata kita
masih saja belum mendapat kejelasan karena yang kita dapatkan hanyalah
pemakaian kata-kata yang berganti-ganti, dan kita tidak yakin apakah
kita lebih mengerti makna kata yang satu dibandingkan yang lain. Untuk
saat ini, kasih karunia berarti rahmat (mercy), namun hal ini
hanya membangkitkan pertanyaan berikutnya, apa arti rahmat (mercy)
itu? Dan kasih karunia berarti kasih (loving kindness), namun
apakah arti kasih (loving kindness) itu? Kita perlu teruskan
penelusuran kita. Saat kita lanjutkan penelitian kita, kita mulai
temukan hal yang sangat berharga.
Kasih
karunia adalah apa yang telah Allah kerjakan bagi kita lewat Kristus
Apakah
kasih karunia menurut Alkitab? Kasih karunia adalah ketika Allah
mengutus Yesus demi kepentingan kita. Mengertikah kita apa yang telah
Yesus alami demi kita? Jika kita pernah menderita sebagian kecil saja
dari apa yang telah Yesus alami, mungkin kita akan mengerti. Persoalan
yang melanda kekristenan adalah bahwa kita belum cukup mengerti
pengorbanan yang telah dilakukan oleh Allah lewat Kristus bagi kita.
Banyak hal yang hanya sekadar kata-kata saja bagi kita. Belum ada
keinsyafan di dalam hati, yang ada hanya fakta di kepala.
Tidak ada
kasih karunia yang murahan. Apa yang terjadi pada Yesus dalam rangka
mengerjakan keselamatan kita? Apa yang terjadi padanya? Dia diserang,
difitnah, yang dalam istilah Alkitab disebut dengan "bantahan yang
sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa" [Ibr
12:3]. Wajahnya diludahi: Diludahi wajahnya! Di pengadilan, bahkan ada
orang yang menampar wajahnya - menampar wajah Raja segala raja! Saya
tidak tahu orang yang menampar tersebut akan menaruh tangannya ke mana
pada Hari Penghakiman nanti. Akan tetapi Yesus mengampuni mereka dengan
sukarela karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat [Luk
23:34]. Pengampunan itu penuh dengan pengorbanan. Kasih karunia itu
melibatkan pengampunan dan pengampunan itu selalu mahal. Pernahkah Anda
mencoba untuk mengampuni orang lain secara tulus padahal orang tersebut
telah melukai hati Anda dengan sangat mendalam? Pernahkah Anda ditampar
di wajah Anda dan mencoba untuk mengampuni orang tersebut? Anda merasa
bahwa harga diri Anda telah dihina dan direndahkan. Susahnya setengah
mati untuk mengampuni orang tersebut. Akan tetapi hal yang luar biasa
dari Yesus adalah bahwa dengan sukarela dia menerima semua itu. Dia
melangkah ke kayu salib dan menanggung penyaliban itu. Jangankan
kematian, pernahkah Anda menanggung penghinaan dan menanggung
penderitaan demi Kristus? Semakin maju langkah Anda di dalam kehidupan
Kristen, akan semakin berharga Yesus di mata Anda saat Anda renungkan
semua yang telah dia lakukan demi kita.
Apakah kita
dapat memahami pergumulan Yesus di taman Getsemani? Kita tidak mungkin
dapat memahami kepedihan yang dia tanggung. Di kayu salib, dia
mencurahkan dirinya bagi kita, sampai dengan tetas darah yang terakhir -
tetes demi tetes - yang mengalir keluar dari setiap lukanya. Tak ada
bentuk hukuman mati yang lebih kejam daripada penyaliban. Akan tetapi,
bentuk paling kejam yang bisa dibayangkan oleh manusia itu, mereka
sediakan untuk Anak Allah. Namun penderitaan apakah yang pernah kita
tanggung demi kebenaran? Tahukah kita apa harga kasih karunia ini bagi
Yesus? Jika kita memahaminya, kita tidak akan menawarkan keselamatan
yang murahan.
Kasih
karunia adalah komitmen total Allah kepada kita melalui Yesus
Berdasarkan
uraian ini, saya ingin merangkum makna 'kasih karunia' dalam satu
ungkapan. Apakah yang telah dilakukan oleh Allah dan Yesus, Juruselamat
kita di dalam uraian tadi? Kita bisa merangkum semua itu dalam satu
ungkapan: Kasih karunia adalah komitmen total Allah kepada kita lewat
karya keselamatan yang dilakukanNya melalui Kristus. Sekarang kita telah
sampai pada definisi yang alkitabiah tentang kasih karunia.
Saat saya
mengamati hidup dan kematian Yesus, saya mulai memahami arti kasih
karunia. Saat saya menatap paku yang menancap di tangan dan kakinya,
saya mulai mengerti apa arti 'kasih karunia'. Kasih karunia adalah
komitmen total Allah kepada saya melalui Yesus. Seperti yang disampaikan
oleh Paulus di dalam Roma 8:32, "Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya
sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua." Apa lagi yang
Allah pertahankan dari kita? Hal apa lagi yang bisa diberikan oleh
Allah, yang belum Dia berikan kepada kita?
Namun ada
orang dunia yang berkata, "Apa yang dikerjakan oleh Allah untuk
menyelamatkan dunia dari kekacauan ini?" Mereka mengatakan hal ini
karena mereka tidak pernah diajarkan tentang apa itu kasih karunia. Apa
yang perlu dilakukan, sudah dikerjakan oleh Allah. Dan Dia masih
mengerjakannya. Dan Dia akan menyelesaikannya!
Tidak ada
hal yang Allah pertahankan dari kita. Dia telah memberikan segala yang
bisa diberikan. Tak ada kasih yang memberi diri, begitu murni dan tidak
egois seperti ini di antara manusia. Dan disaat kita sudah memahami
kasih karunia, hal apa lagi masih masih bisa kita keluhkan di dalam
hidup kita? Siapa dari antara kita yang masih berani membuka mulut kita
untuk menggerutu dan mengeluh? Kasih karunia terlihat ketika Allah
memberikan diriNya kepada kita melalui AnakNya. itulah kasih karunia!
Mengunakan kata-kata Paulus di dalam Galatia 2:20, "... Anak Allah
yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." Hal
yang sangat penting untuk dipahami adalah bahwa kasih karunia itu
terlihat ketika Kristus secara langsung memberi dirinya kepada saya.
Kristus
bukanlah sekadar sarana untuk mencapai tujuan
Kasih
karunia Allah itu tersedia hanya di dalam Kristus karena Kristus itulah
kasih karunia Allah kepada kita. Tidak ada keselamatan di luar Kristus.
Kita sering mendengar bahwa keselamatan adalah hadiah yang kita terima
dari Allah. Dan hadiah ini dijamin dengan kematian Kristus. Penting bagi
kita umtuk bisa membedakan apa tujuan akhirnya dan bagaimana kita
mencapainya. Banyak orang yang menjadi Kristen karena mereka menghendaki
keselamatan. Jadi, untuk mendapatkan keselamatan, iman di dalam Kristus
dijadikan alat atau sarana untuk mencapai keselamatan itu. Ini cara
berpikir yang sangat berbahaya karena itu berarti bahwa Yesus bukan
tujuan Anda. Yesus tidak menjadi tujuan Anda; Dia hanya dijadikan alat
untuk mencapai tujuan.
Sebagai
contoh, anggaplah saya memiliki satu kaleng buah segar atau apapun
isinya itu. Saya tidak bisa mendapatkan isinya karena gigi saya tidak
cukup kuat untuk membuka kalengnya. Jadi, yang saya butuhkan adalah alat
untuk membuka kaleng. Demikianlah, tujuan saya adalah apa yang ada di
dalam kaleng itu. Pembuka kaleng adalah alat untuk mendapatkan apa yang
saya inginkan itu. Pembuka kaleng sangatlah penting karena gigi saya
tidak cukup kuat untuk membuka kaleng itu. Jadi, saya ambil pembuka
kaleng itu dan membuka kalengnya. Setelah saya bisa membuka kalengnya,
apakah saya masih membutuhkan alat pembukanya? Tidak lagi. Saya hanya
berminat pada isi kaleng tersebut. Begitu kaleng itu terbuka, saya bisa
melupakan alat pembukanya.
Atau,
pikirkanlah seperti ini. Jembatan adalah alat yang penting untuk
menyeberang, namun begitu Anda sampai ke seberang - Anda tidak
membutuhkan jembatan lagi, dengan asumsi bahwa Anda tidak akan
menyeberang kembali ke tempat semula. Jadi, jika ada teroris yang datang
dan meledakkan jembatan, Anda bisa berkata, "Hal itu tidak berarti lagi
buatku. Aku sudah di seberang."
Atau,
dengan cara lain. Anda sedang sakit parah. Ada orang yang berkata, "Oh,
Anda perlu pergi ke dokter." Jadi, dokter penting bagi Anda. Mengapa?
Karena dialah alat bagi kesembuhan Anda. Namun begitu Anda sembuh
kembali, apakah Anda memerlukan dokter lagi? Anda bisa berkata, "Selamat
tinggal, dokter! Terima kasih! Aku akan selalu mengenangmu. Aku akan
selalu mengenang kebaikanmu, terutama karena tagihanmu yang menakutkan
itu, namun aku tidak memerlukanmu lagi." Inilah bedanya memperlakukan
sesuatu sebagai sarana untuk mencapai tujuan dengan memperlakukan
sesuatu sebagai tujuan. Dapatkah Anda membedakan keduanya
Hal apa
yang membuat Anda tertarik menjadi Krisen? "Yah, aku takut mati! Dan
yang terutama, aku takut masuk neraka. Jadi, aku perlu Yesus datang
menyelamatkanku dari neraka. Aku juga terganggu dengan rasa bersalah.
Aku perlu Yesus untuk menolongku dan menyelamatkan aku dari tekanan rasa
bersalah yang membuat hidupku menderita. Namun sekarang aku diselamatkan
dan memiliki hidup yang kekal. Aku tidak akan pernah binasa; lalu untuk
apa lagi Anda membutuhkan Yesus?" Jika Anda sekarang sudah mencapai
tujuan Anda dalam mendapatkan jaminan tempat di surga, Anda tidak
memerlukan Yesus lagi, bukanlah demikian? Inilah yang dimaksudkan dengan
memperlakukan Yesus sebagai suatu sarana untuk mencapai tujuan!
Dapatkah
Anda melihat kesalahan halus dan bahaya terselubung yang diakibatkan
oleh ajaran yang sedemikian? Apakah kita melihat gereja mempunyai
ketergantungan terus menerus pada Yesus? Atau apakah yang kita lihat
adalah gereja-gereja yang menganggap bahwa Yesus adalah sarana untuk
mencapai keselamatan, dan setelah Anda memperoleh keselamatan, Anda
tidak memerlukan Yesus lagi.
Keselamatan
menjadi milik kita selama kita memiliki Kristus
Jika Anda
memperlakukan Yesus hanya sebagai sarana untuk mencapai keselamatan,
maka Anda tidak akan memperoleh keselamatan. Karena Anda belum memahami
makna kasih karunia dan juga keselamatan itu sendiri. Kita tidak boleh
memperalat Yesus sebagai suatu sarana untuk mendapatkan keselamatan.
Yang menjadi tujuan kita adalah Yesus karena Allah, di dalam hikmatNya,
telah menaruh keselamatan selalu dan hanya di dalam Kristus! Anda hanya
akan memperoleh keselamatan selama Anda berada di dalam Kristus. Pada
saat Anda menyingkirkan Yesus, maka Anda tidak memperoleh keselamatan
karena dengan menyingkirkan Yesus berarti Anda menyingkirkan
keselamatan. Anda tidak boleh sama sekali meninggalkan Yesus seperti
Anda meninggalkan pembuka kaleng. Anda sama sekali tidak boleh berkata,
"Aku sudah mendapatkan apa yang kuinginkan, jadi, terima kasih, Yesus.
Aku akan selalu bersyukur kepadamu, akan tetapi sekarang aku tidak
membutuhkanmu."
Apakah bagi
Anda Yesus lebih berharga daripada keselamatan Anda? Bagi rasul Paulus,
keselamatan itu bukan hal yang sangat berharga bagi dia. Karena inilah
dia bisa mengucapkan pernyataan yang luar biasa di dalam Rom 9:3, "Bahkan,
aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum
sebangsaku secara jasmani." "Jika dengan memasukkanku ke neraka bisa
menyelamatkan jemaat, maka masukkanlah aku ke neraka." Itulah pemikiran
Paulus. Keselamatan itu sendiri tidak pernah menjadi hal yang sangat
berharga bagi dia. Dia bukan jenis orang yang hanya mau menyelamatkan
dirinya sendiri, sekalipun itu diri rohaninya. Dia adalah jenis orang
yang bersedia mengikuti kebenaran, ke manapun kebenaran itu membawanya.
Akan tetapi pemberitaan Injil sekarang ini telah memenuhi gereja dengan
kumpulan orang-orang yang hanya peduli dengan keselamatan pribadinya.
Mereka tak peduli jika orang lain di dunia ini pergi ke neraka, asal dia
selamat, hanya itu yang dia pedulikan. Orang semacam itu bahkan tidak
tahu apa arti kasih karunia.
Bagi saya,
dan saya harap juga bagi Anda, kita akan mengikut Yesus karena dia
adalah mutiara yang paling berharga. Yang penting bagi kita adalah Yesus
bukan sekadar menginginkan keselamatan. Apa yang mau saya kerjakan di
surga? Apa daya tarik surga bagi saya? Tidak ada daya tariknya bagi
saya. Satu-satunya alasan mengapa saya tertarik dengan surga adalah
karena Yesus ada di sana. Jika Yesus tidak ada di sana, siapa yang mau
pergi ke surga? Apa yang akan saya kerjakan di surga? Saya tidak
tertarik pada surga jika bukan karena Yesus ada di sana.
Siapa yang
mau hidup selamanya? Kadang kala hidup ini terasa terlalu lama. Ada
sangat banyak orang yang ingin mengakhiri hidupnya di dunia ini. Nyaris
tak tertahankan bagi mereka untuk menjalani hidup sampai 70 tahun. Dan
Anda ingin menyuruh mereka untuk hidup selama-lamanya? Namun cara Injil
diberitakan sekarang hanya menarik satu tipe orang: orang yang takut
mati. Dengan khotbah semacam ini, kita telah membuat gereja penuh dengan
kumpulan orang-orang yang luar biasa egois! Orang-orang yang hanya ingin
menyelamatkan dirinya sendiri!
Tidak bisa
begitu. Seorang Kristen adalah orang yang mengerti apa arti kasih
karunia; apa arti kasih. Ketika saya mengamati Yesus, saya mulai
mengerti. Untuk pertama kalinya, saya mulai mengerti apa itu keindahan,
apa itu kebaikan, apa arti tujuan hidup.
Saya
dibesarkan di tengah peperangan. Hal yang saya ingat semasa kecil adalah
mayat-mayat di jalanan kota Shanghai; mati kelaparan, kedinginan,
terbunuh - setiap saat ada mayat. Itulah gambaran kehidupan anak yang
dibesarkan di masa perang. Dan sering kali, saya bertanya-tanya, "Apakah
arti kehidupan ini? Apakah mereka bertumbuh dewasa hanya untuk
bergelimpangan di atas tanah?" Jika ada orang yang berkata, "Aku akan
memberimu hidup yang kekal," maka saya akan berkata, "Terima kasih! Saya
sudah muak dengan hidup yang saya miliki." Namun saat saya mulai melihat
keindahan Allah di wajah Yesus Kristus, saya mendapati bahwa hidup itu
sangat bermakna dan hal itu menarik minat saya. Saya mulai mengerti
bahwa hidup tidak harus sesia-sia ini.
Hanya Yesus
yang memberi arti bagi keselamatan
Jadi saya
sampaikan sekali lagi, saya tidak begitu berminat pada hanya sekadar
keselamatan. Saya tidak berminat pada hal itu. Saya justru tertarik
kepada Yesus! Hanya jika saya memahami Yesus, baru saya mulai mengerti
arti keselamatan. Dialah yang memberi arti bagi keselamatan. Keselamatan
itu sendiri tidak ada artinya. Saya tidak menjadi Kristen karena
alasannya adalah takut mati. Tak seorangpun yang bisa menakut-nakuti
saya untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Namun ketika saya melihat
Yesus, maka mata saya mulai terbuka. Saya mulai mengerti makna kasih
karunia. Betapa indahnya kasih karunia itu! Baru saya mengerti betapa
berharganya dia.
Keselamatan
sepenuhnya merupakan kasih karunia karena keselamatan itu sepenuhnya
oleh Allah lewat Kristus. Saya tidak bisa diselamatkan oleh apapun
selain Allah. Jangan pernah memperlakukan Yesus sebagai sarana untuk
memperoleh keselamatan. Allah melarang hal itu! Periksalah hati Anda di
hadapan Allah dan tanyalah diri Anda apakah yang menjadi motivasi Anda
menjadi orang Kristen. Jika Anda menjadi Kristen hanya untuk
menyelamatkan roh Anda sendiri, sobat, berarti Anda berada di jalur yang
salah karena Anda tidak mengasihi kebenaran, Anda hanya mengasihi diri
Anda sendiri. Orang yang mengasihi kebenaran tidak kuatir pada apa yang
terjadi pada dirinya. Mungkin Anda dulu memperlakukan Yesus sebagai alat
saja. Allah bisa memaafkan hal itu, jika Anda beranjak dari posisi itu,
dan berkata, "Tuhan, maafkan saya, saya telah memperlakukan engkau
sekadar sebagai sarana untuk kepentingan saya pribadi. Sekarang saya
serahkan diri saya sepenuhnya kepadamu." Itulah sebabnya mengapa iman
tidak pernah bisa menjadi iman yang sejati jika bukan merupakan komitmen
yang total pada Allah. Iman berarti menempatkan diri sepenuhnya ke dalam
tangan Tuhan setiap waktu, bukan sekadar di suatu titik di masa lalu.
Diselamatkan hanya oleh kasih karunia!
Satu poin
terakhir. Saya telah berulang kali menegaskan bahwa kita diselamatkan
oleh kasih karunia. Kita bahkan tidak diselamatkan oleh iman kita. Iman
kita tidak menyelamatkan kita. Allah-lah yang menyelamatkan kita.
Saya akan
memakai satu ilustrasi untuk menunjukkan bahwa kita diselamatkan oleh
kasih karunia. Jika Anda sakit parah, dapatkah Anda menyelamatkan diri
Anda sendiri? Saya akan memakai ilustrasi yang sederhana - tentang
penyakit usus buntu. Penyakit usus buntu pada awalnya mungkin tidak
berbahaya, namun jika tidak ditangani, Anda bisa masuk ke dalam kondisi
yang parah, yaitu peritonitis (radang usus buntu). Saat usus
buntu telah meradang, Anda bisa mati. Bisakah Anda menyelamatkan diri
Anda sendiri? Anda bisa, jika Anda tahu bagaimana cara membedah perut
Anda sendiri dan membuang usus buntu Anda. Saat demam yang tinggi, saya
ragu apakah seorang dokter ahli bisa membedah dirinya sendiri. Jadi,
Anda tidak bisa menyelamatkan diri Anda sendiri. Anda benar-benar
bergantung pada dokter untuk berbuat sesuatu bagi Anda. Penanganan
masalah ini benar-benar bergantung pada kasih karunia si dokter.
Iman yang
menyelamatkan: menempatkan diri Anda sepenuhnya ke dalam tangan Allah
Apa artinya
Anda memiliki iman? Iman itu berarti bahwa Anda menyerahkan diri Anda ke
dalam tangan Allah untuk melakukan apapun yang Dia pandang perlu. Iman
berarti menempatkan diri Anda sepenuhnya di dalam kemurahanNya. Dia bisa
melakukan apapuan yang Dia kehendaki atas diri Anda. Anda mempercayai
Dia sepenuhnya. Iman berarti menyerahkan diri Anda sepenuhnya,
menempatkan diri Anda ke dalam tanganNya. Namun tindakan menyerahkan
diri Anda ke dalam tanganNya itu tidaklah menyelamatkan diri Anda. Iman
baru bisa menyelamatkan Anda jika iman Anda bisa membuang usus buntu
tersebut. Jika iman Anda bisa menyelamatkan Anda, maka Anda tidak
memerlukan dokter. Iman berarti Anda menempatkan diri Anda sepenuhnya ke
dalam kemurahanNya. Iman berarti pengakuan seutuhnya bahwa Anda tidak
bisa menyelamatkan diri Anda. Jika iman bisa menyelamatkan Anda, maka
Anda tidak memerlukan dokter. Iman selalu ditujukan kepada pihak lain;
iman berarti Anda, sama seperti seorang pasien, menyerahkan diri Anda ke
dalam tangan Allah sepenuhnya dan tanpa syarat, "Tuhan, Engkau boleh
mengerjakan apapun yang Kau kehendaki. Lakukanlah apapun yang Kau
pandang perlu untuk dikerjakan atasku. Jika Engkau harus membedahku,
bedahlah. Terasa sakit, akan tetapi memang perlu dikerjakan."
Itu
sebabnya mengapa iman itu berarti komitmen total - berserah sepenuhnya
ke dalam tanganNya. Iman bukan sekadar mempercayai beberapa hal sebagai
suatu fakta. Saya bisa saja terus menerus percaya bahwa dokter ini mampu
mengangkat usus buntu saya. Namun hal itu sama sekali tidak menolong.
Fakta bahwa saya mempercayai kemampuannya dalam membuang usus buntu saya
tidak membuat usus buntu saya terangkat. Saya harus menyerahkan diri
saya kepadanya. Itulah hal yang harus saya lakukan - tak boleh kurang
dari itu. Jika iman Anda hanya sekadar kepercayaan bahwa Yesus telah
mati bagi Anda, maka hal itu tidak akan menyelamatkan Anda. Itu hanya
langkah pertama, namun masih harus diambil langkah-langkah berikutnya.
Anda harus menyerahkan diri Anda sepenuhnya ke dalam tangan Allah, dan
berkata, "Ini saya, Tuhan. Saya sepenuhnya menjadi milikMu. Lakukanlah
apapun yang Kau kehendaki atas diri saya." Itulah iman yang
menyelamatkan! Yang saya maksudkan dengan iman yang menyelamatkan, bukan
berarti bahwa iman tersebut yang menyelamatkan Anda; Allah-lah yang
menyelamatkan Anda karena Anda menaruh diri Anda ke dalam tanganNya.
Dokter terbaik di dunia pun tidak akan bisa menolong Anda jika Anda
tidak memberikan diri Anda kepadanya. Jika Anda berkata kepadanya, "Saya
tidak mau Anda dibedah!" Nah, dia tidak akan menyeret Anda ke meja
operasi. Dia tidak akan melakukan hal itu. Allah bisa menyelamatkan Anda
akan tetapi Dia tidak akan memaksakan keselamatan tersebut pada Anda.
Anda tidak akan mengerti apa arti keselamatan di dalam hidup Anda
sebelum Anda menyerahkan diri Anda sepenuhnya ke dalam tanganNya.
Menyerahkan
diri Anda sepenuhnya ke dalam tanganNya, apakah hal ini hal yang murah
atau sangat mahal? Jika Anda percayakan diri Anda sepenuhnya ke dalam
penanganan dokter, apakah ini tindakan yang mudah atau sukar? Apakah ini
hal yang sangat mahal atau murah? Saat Anda serahkan diri Anda ke dalam
penanganan dokter, Anda sedang mempertaruhkan nyawa Anda di dalam
tindakan itu! Jika dia salah bertindak, maka Anda bisa kehilangan nyawa!
Sekarang Anda bisa melihat betapa kasih karunia itu tidak murah bagi
Allah dan juga bagi Anda.
Pertanyaan lain yang perlu diajukan adalah: saat Anda menjadi Kristen,
apakah Anda memperlakukan Yesus sekadar sebagai alat untuk mendapatkan
keselamatan, atau, apakah dia sendiri yang merupakan tujuan yang hendak
Anda raih? Jika Anda hanya sekadar ingin memperalat Yesus untuk menjamin
tempat bagi Anda di surga, lupakan saja, sobat, karena Anda tak akan
pernah sampai ke sana! Kedua, dalam hal menerima kasih karunia: Apakah
kasih karunia itu murah atau sangat mahal bagi Anda? Jika menurut Anda
murah, saya kuatir kalau yang Anda terima itu barang yang salah; bukan
kasih karunia Allah. Akan tetapi jika kasih karunia itu menuntut
pengorbanan diri Anda, di mana Anda harus menyerahkan diri Anda
sepenuhnya ke dalam tangan Allah, maka Anda sedang berada di jalur yang
benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar