Kemungkinan besar, masalah yang
paling besar di antara orang-orang Kristen adalah masalah pertumbuhan
rohani yang terbelakang. Mengapa setelah begitu lama menjadi orang
Kristen, begitu banyak yang menemukan bahwa mereka sama sekali tidak
mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan saat mereka baru percaya?
Banyak hal yang menjadi alasan
mengapa tidak ada pertumbuhan rohani yang terjadi. Tidak hanya satu.
Bagaimanapun terdapat satu alasan yang universal yang merupakan alasan
yang paling besar, yaitu kegagalan dalam menyediakan waktu untuk memupuk
pengetahuan tentang Allah.
Godaan untuk menjadikan hubungan
kita dengan Allah itu sekadar suatu pembenaran dan bukannya suatu
hubungan pribadi sangatlah besar. Di zaman ini, mempercayai untuk
diselamatkan itu hanya melibatkan satu tindakan percaya saja. Tidak
perlu diberikan perhatian lanjutan setelah itu. Orang yang baru bertobat
hanya tahu tentang doa pertobatannya dan tidak sadar bahwa Juruselamat
itu harus diikuti dan disembah secara terus menerus.
Seorang Kristen itu kuat atau
lemah bergantung pada sebaik mana ia memupuk pengetahuannya tentang
Tuhan.
Paulus
mengabdikan seluruh hidupnya untuk mendalami seni mengenal Kristus.
"Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus
Yesus, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah
melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh
Kristus... yang kukehendaki ialah mengenal Dia..." (Filipi 3.8,10)
Pertumbuhan kita di dalam
kehidupan Kristen tidak dapat dipisahkan dengan pertumbuhan pengetahuan
lewat pengalaman pribadi kita dengan Tuhan. Dan pengalaman sedemikian
membutuhkan seluruh hidup yang diabdikan kepadanya dan waktu yang banyak
dibutuhkan untuk memupuk relasi kita dengan Tuhan. Tuhan hanya dapat
dikenal dengan baik di saat kita memberikan waktu kepada Dia.
Sebaiknya kita menerima saja
fakta ini: tidak ada jalan pintas menuju pertumbuhan rohani dan
kekudusan.
Seribu gangguan akan menggoda
kita untuk tidak memikirkan Tuhan, tapi kita dapat mengatasinya dengan
memberikan tempat untuk Raja dan meluangkan waktu untuk berkomunikasi
dengan Dia.
Ada hal yang boleh diabaikan dan tidak terlalu merugikan
kehidupan spiritual kita tetapi untuk mengabaikan persekutuan dengan
Tuhan akan melukai diri kita dalam cara yang tidak mampu kita tanggung.
Tuhan akan merespon usaha kita
mengenal Dia. Persoalannya adalah sebesar mana tekad kita dalam
melaksanakan tugas yang kudus ini.
(Dikutip dari "The Root of the Righteous" oleh A.W. Tozer)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar