Sabtu, 10 Oktober 2015

"Faithful Heart"

Seorang novelis Irlandia pernah mengatakan: "Those who are faithful know only the trivial side of love: it is the faithless who know love's tragedies." (Mereka yang setia hanya mengetahui sisipermukaan dari cinta; mereka yang tidak mempunyai kesetiaanlah yang mengetahui tragedi-tragedi dari cinta.)

Pernyataan ini memang terdengar sangat apatis bagi kebanyakan orang Kristen. Akan tetapi fakta yang mengerikan adalah banyak orang-orang Kristen tanpa sadar juga memiliki sudut pandang ini di dalam hatinya.
Banyak orang Kristen memberikan syarat dalam kesetiaan mereka. Seorang istri tidak lagi setia mengasihi suaminya ketika suaminya melakukan perselingkuhan. Seorang suami tidak lagi setia melayani istrinya ketika istrinya mulai menjadi menjengkelkan. Para orang tua tidak lagi setia mengasihi, membimbing, dan mengajar anak-anaknya ketika mereka mulai memberontak dan tidak patuh. Anak-anak tidak lagi setia menghormati orang tuanya ketika mereka melihat orang tuanya mulai marah kepada anak-anaknya. Para karyawan tidak lagi setia ketika sarana dan prasarana, suasana kantor, dan rekan-rekan kerjanya tidak sesuai dengan harapannya.

"Kesetiaan adalah ketekunan"

Alkitab Perjanjian Baru mendefinisikan kesetiaan sebagai ketekunan (Roma 12:12). Itu berarti Alkitab mengajarkan bahwa kesetiaan bukanlah reaksi dari sebuah hal, melainkan komitmen kita terhadap suatu tanggung jawab. Alkitab mengajarkan bahwa walaupun orang lain menyakiti, kita tetap harus setia mengasihi mereka. Alkitab mengatakan bahwa walaupun orang tua menyakiti, kita tetap harus setia menghormati mereka. Walaupun anak-anak mendukakan hati, kita harus tetap setia mengasihi, melindungi, dan mendidik mereka. Ketekunan tidak dapat diubah oleh situasi yang berubah. Demikian pula dengan kesetiaan. Ia hanya berubah jika komitmen kita mulai hilang.

"Fondasi kesetiaan adalah iman/rasa percaya"
Alkitab Perjanjian Lama tidak pernah memisahkan kesetiaan dengan kredibilitas pribadi yang kita percayai (Ams 13:17).
Bahasa Ibrani bahkan menggunakan satu kata yang sama untuk menggambarkan kesetiaan (faithfulness), iman/kepercayaan (believe), dan kualitas yang baik dari sebuah kredibilitas (trust whorthy). Ini berarti Alkitab juga mengajarkan bahwa sumber kekuatan kita untuk menjadi tetap setia bukan berasal dari situasi-situasi yang kondusif dan menyenangkan. Hal yang membuat kita mampu tetap setia dalam situasi-situasi yang berat dalam hidup adalah iman.

"Hambatan terbesar kesetiaan"

2 hambatan terbesar yang menghalangi kita untuk mempunyai hati yang setia adalah:

Pertama, Bergantung pada situasi.
Jika Anda memfokuskan seluruh perhatian Anda pada sebuah hal, maka lambat laun pikiran, perasaan, dan keputusan-keputusan Anda akan dipimpin oleh hal itu.
Jika Anda memfokuskan seluruh perhatian Anda pada kesalahan seseorang dan rasa sakit yang ditimbulkannya bagi Anda. Maka lambat laun pola pikir, pola rasa, dan pola tindak Anda akan dipimpin oleh sakit hati itu. Dalam keadaan seperti itulah menjadi tekun dan setia mengasihi dan mengasihi menjadi tugas yang sulit. Jika pikiran, perasaan, dan keputusan-keputusan Anda dipimpin oleh rasa sakit maka menjadi tekun dan setia menghormati dan mendidik dalam kasih menjadi tugas yang sulit.

Kedua, Bergantung pada kredibilitas manusia.
Seorang istri yang berselingkuh akan kehilangan kredibilitasnya di mata suaminya. Anak yang tidak patuh dan tidak jujur akan kehilangan kredibilitasnya di mata orang tuanya. Pada saat seperti inilah menjadi tetap setia mengasihi dan menghormati serta mendidik dalam kasih menjadi sulit.

"Letakkan janji Tuhan sebagai fondasi kesetiaan"
Hanya Tuhan yang mempunyai kredibilitas yang tidak tergoyahkan.
Dalam 1 Tesalonika 5 tertulis bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah dan Ia akan melakukan apa yang telah dijanjikanNya. Itu sebabnya jika Anda sedang mengalami situasi dan pergumulan sulit yang menantang kesetiaan Anda, ingatlah bahwa Tuhan setia dan akan memenuhi janjiNya bagi Anda.

"Tekunlah dalam latihan-latihan yang diijinkan Tuhan"
Pandanglah tantangan dan kesulitan sebagai latihan yang bermanfaat bagi Anda.
Rasul Paulus yang mengalami banyak tantangan dalam hidupnya mengatakan pada murid yang sangat dikasihinya: Latihan jasmani sedikit saja gunanya, tetapi latihan rohani berguna dalam segala hal, "sebab mengandung janji untuk hidup pada masa kini dan masa yang akan datang.
Hal itu benar dan patut diterima serta dipercayai sepenuhnya (totaly trust worthy). Itulah sebabnya kita berjuang dan bekerja keras, sebab kita berharap sepenuhnya kepada Allah yang hidup; Ialah Penyelamat semua orang, terutama sekali orang-orang yang percaya." (1 TIMOTIUS 4:8-10 BIMK)

Percayalah pada janji Tuhan dan tekunlah melatih diri Anda untuk menjadi setia. Maka berkat Tuhan akan melimpah atas hidup Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar