Jumat, 09 Oktober 2015

"RUMAH SANG PENGABDI"

Kemenangan di dunia ini selalu bersifat antagonis dengan keangkuhan dunia itu sendiri. Hukum dunia mengajarkan siapa yang terkuat dialah yang menang, siapa yang berkuasa dialah yang bisa menguasai.
Tetapi Tuhan kita Yesus Kristus berhasil mematahkan hukum dunia tersebut karena Dia menunjukkan kemenanganNya dan kekuasaanNya yang mengatasi segala sesuatu justru dengan cara sebaliknya.
Sebagai Tuhan, pencipta dan penguasa atas segala-galanya, Dia rela merendahkan diri dan taat sampai mati dengan cara yang paling hina, yaitu mati di kayu salib. Tetapi oleh karena di dalam diri Yesus terdapat sikap hati sebagai hamba Allah, maka Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya Nama di atas segala nama (Fil 2 :9).

Kali ini kita akan belajar menghidupi kerendahan hati seperti Kristus, memiliki sikap hati sebagai hamba Allah di dalam diri kita masing-masing, dengan cara:

1. Menyadari sepenuhnya bahwa kita bukan pemilik melainkan hamba.
Firman Tuhan mengajarkan kepada kita agar “mengosongkan diri” (Fil. 2:7).
Dalam bahasa aslinya, istilah ini berarti “menanggalkan reputasi” atau “menyerahkan hak”, dengan memosisikan diri sebagai seorang hamba. Dengan sikap hati seperti ini, sebenarnya kita akan mendapat kepercayaan dari Allah sepenuhnya.

2. Tidak mementingkan diri sendiri.
Firman Tuhan mengajarkan agar kita mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri, yang artinya Tuhan mau kita agar kita menjadi sehati sepikir, satu kasih, satu jiwa, satu tujuan dengan saudara seiman kita, sehingga lebih mementingkan kepentingan yang obyektif daripada kepentingan subyektif. Hal ini bisa dilakukan dengan mudah jika kita berhasil melakukan bagian yang pertama tadi dengan mengosongkan diri.

3. Selalu menyelesaikan tanggung jawab yang dipercayakan.
Kehidupan “saling” adalah cara Tuhan yang paling efektif untuk menyelesaikan tanggung jawab, karena dalam kehidupan “saling” terdapat nasihat, penghiburan kasih, persekutuan roh, kasih mesra dan belas kasihan. Coba bayangkan jika kita berada di dalam sebuah kehidupan yang mempraktikkan kehidupan “saling” secara sungguh-sungguh, tentu kita akan mengalami dan mampu berkata bahwa tidak ada tanggung jawab yang berat lagi karena semuanya dipikul bersama-sama dengan saling mementingkan orang lain dan kepentingan yang obyektif tadi.

4. Bersyukur dan memberikan apresiasi atas kontribusi orang lain.
Kecenderungan kita adalah mencari pujian yang sia-sia dan jarang memberikan apresiasi atas kontribusi orang lain. Dengan mengatakan syukur dan perkataan apresiasi, kita akan membangun semangat yang baru dan saling menguatkan satu akan yang lain. Dasar apresiasi adalah kasih dan kasih adalah dasar dari segala sesuatu yang mampu mengikat jiwa dan roh kita menjadi satu di dalam kebenaran. Lawan dari bersyukur adalah bersungut-sungut, dan lawan dari apresiasi adalah menghakimi atau meremehkan orang lain; dan keduanya ada di dalam pilihan perkataan kita setiap saat.
Kita bebas memilih mana yang kita perkatakan: bersyukur atau bersungut-sungut, mengapresiasi atau menghakimi.

5.Melayani sebagai sebuah kehormatan.
Cara dunia untuk mendapatkan kehormatan adalah dengan berusaha mencari hormat. Sebenarnya, kita tidak perlu mencari-cari hormat, karena penghormatan yang sejati datang dari anugerah dan perkenan Tuhan. Mendapat kehormatan adalah sebuah dampak, bukan sebuah tujuan. Ketika kita taat dalam kerendahan hati dan terus-menerus memiliki hati hamba yang mau melayani dengan sungguh-sungguh, secara otomatis kita akan diperkenan oleh sesama dan diperkenan oleh Tuhan (Luk. 2:52).

Mari kita menjadi “Rumah Tuhan yang berhati hamba”.
Biarlah Tuhan mendapati bahwa rumahNya ini, diri kita, adalah rumah sang pengabdi, karena hati hamba ada di dalam diri kita. Kita pasti mampu melakukannya, karena Yesus Sang Hamba Allah yang sempurna itu ada di dalam kita dan Dia telah berjanji serta memotivasi kita agar kita melakukan seperti yang dilakukanNya (Yoh. 14:12).

Lakukan, praktikkan, hidupi terus, karena dampaknya akan sangat besar: segala hormat dan kemuliaan dinaikkan bagi Dia, pengakuan atas Nama di atas segala nama terdengar di mana-mana, dan bertekuk lututlah semua yang ada di bawah bumi sambil mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar